4 April 2013

1 April 2013

Sepenggal "Maaf"

Standard

Bismillah, Tuhan menurunkan manusia dilengkapi dua sisi yang berbeda, kebaikan hati dan kejahatan nafsu. Selalu berdampingan diantara keduanya, menyitir pilihan dan memain-mainkan sejarah. Banyak orang yang telah meremehkan dua hal ini, kebaikan dan kejahatan dibiarkan menjalar tanpa tahu mana yang harus dipupuk dan ditekan.
Kebaikan hati, ya kebaikan hati. Setiap orang sejahat apapun dia, yakinlah: bahwa dalam hatinya ada sisi baik walau sekecil biji zarah.
Namun banyak orang yang gagal memahami kebaikan orang lain. Misal: ketika marah pada atasan ia langsung mengundurkan diri, ketika marah pada sahabat langsung kirim pesan atau nge "wall" : Gua gak butuh loe lagi, atau gue benci sama loh, atau loe egois! dan berbagai cercaan lainnya. Naudzubillah...
Sudah, rem, stop, hentikan!!!
Cobalah lihat kebaikan-kebaikan ia sebelum kita memutuskan meluncurkan kata-kata itu.
Renungkanlah betapa banyak hal yang telah ia lakukan untuk kita, dan kita tak akan jadi apa-apa tanpa ada pengaruh dia sebelumnya.
Ya rabb betapa banyak kerugian yang diakibatkan beberapa kata karena nafsu itu. Bayangkanlah sahabatku, ketika saudara kita atau keluarga kita atau orang yang kita sayangi tiba-tiba wajahnya jadi merah karena marah atau malu, air matanya keluar perlahan, hatinya sesak, dunia terasa sempit, dan banyak hal lain yang timbul akibat perkataan itu seperti susah makan, susah tidur, susah segalanya. Betapa jahat kita? tak punya hatikah kita untuk memaklumi kekurangannya? Dan ternya kerugian itu tidak cukup sampai disana, tidak cukup untuk orang yang diberi kata, tapi juga berimplikasi pada diri yang memberi kata.  Hari ini Anda telah mengucapkan kata-kata diatas? Kata-kata kasar yang menyinggung orang? misal pada orang tua, teman sekamar, sekelas, seorganisasi misal (astagfirulloh), apa yang anda rasakan? Hidup tenang? Rido Allah ada nggak buat kita? Terus, bagaimana hukum untuk orang-orang yang bermusuhan lebih dari 3 hari?
Bismilah, untuk sahabatku yang saat ini sama-sama tengah menuju perbaikan, mari kita berbenah. Segera meminta maaf pada orang yang pernah kita kirim kata-kata pedas itu, lihat tangisannya dan rasakan jika kata-kata pedas itu adalah untukmu dari semua orang. Rasakanlah, setiap tetesan air mata itu tumpah karena kita, setiap isakannya adalah karena kita. Bagaimana mempertanggung jawabkannya dihadapan Allah? Masya Allah, ampuni salah dan dosa kami, ya Rabb.