27 Juli 2015

JALAN HIDUP

Standard
entah...

Terlalu suka dengan kata jalan hidup, aku amat yakin bahwa jalan hidup telah tertulis sejak aku belum ada di dunia. Kini tengah kulalui bagian yang tak kusukai, rasa perih telah menyita airmataku.. Tuhan aku tahu terluka atau tak terluka, itu mutlak keputusanku, tetapi aku tak mau membohongi... betapa peristiwa ini telah melukaiku, banyak hal yang telah kufokuskan untuk semuanya, yang kini seolah sia-sia...

aku ingin menyalahkan sikapku, aku ingin menyalahkan karakterku, aku ingin menyalahkan diriku sendiri... sampai lelah terus kusalahkan, tapi tak ada yang kudapatkan dengan menyudutkan diri sendiri. aku harus bahagia, bukan orang lain yang akan membahagiakanku, hanyalah hati yang tabah menghadapi ini.... itulah kemenanganku.

seolah-olah aku adalah makhluk kasar tak berperasaan, lalu mengapa kutulis semua ini? Segenap perasaanku mengalir bersama hal yang kusesali, terkadang lisan kehilangan tali kekang dan menyakiti...

Entahlah, ujung mana yang akan memihakku, dan cerita akan terus mengalir, bersikap lemah lembutlah zahraa.. sungguh tiada kebenaran dalam kesombongan dan congkak, dalam keras dan amarah.

Dengarlah, hati kecilmu... tersenyumlah, tak sepenuhnya engkau salah, teriamlah dirimu, maafkan dirimu, dan berjalanlah ke depan, maju terus, jangan hiraukan apapun...
ada kala ujian itu datang untuk menguatkanmu, bahwa kelak kau berhak tersenyum... doakanlah yang terbaik.

Ananda, bunda terluka hari ini, maafkan jika air mata ini kembali tumpah dan bunda akan selalu berusaha agar kuat, bukankah ananda berhak terlahir dari seorang ibu yang tabah?    

Az, 27/7/15; 22:41 WBBI