23 November 2011

Renunganku

Standard
Malam Mu sungguh sepi...
akukah teraniaya waktu, semua lelap...
enggan menutup kenyataan
bagaimana jika pada akhirnya
semua sia-sia
namun terlanjur setiaku
pada Mu
Biar aku merana...

tak menggubah kenaifan
sentuhan malam ini pada bintang hitam
aku tergolak pada kenisbian
sangat mengesankan

jika Cinta Mu ini adalah keabadian,
Rahmat mu tak terhitungkan....
sungguh teramat luhur^^

13 November 2011

Rindu Rasul

Standard
Seperti dalam konteks pecakapan beliau dengan para Sahabat2nya….

Dan bukti Nyata Cinta beliau kepada umatnya benar2 Suci adanya…...
Hingga akhir hayatnya Beliau buktikan cintanya kepada kita…..

Engkau berkata lirih
Ayyu khalaqi a'jabu ilakum I'ma'nan ?
(Siapa makhluk yang imannya paling sempurna ?)
para sahabatnya pun menjawab;
..... Malaikat, ya Rasulullah !

Bagaimana Malaikat tak beriman,
Bukankah mereka berada di samping Tuhan ?
ujar Nabi…

..... Para Nabi, ya Rasulullah !
Para sahabat mencoba menjawabnya lagi….

Bagaimana Nabi tak beriman, Bukankah pada mereka turun wahyu, Jawab nabi !
..... Kalau begitu siapakah mereka, ya Rasulullah? Tanya Para sahabat..?!

(Langit Madinah bening, bumi Madinah hening
Kami termangu, menunggu jawaban dari beliau…)

Siapa gerangan mereka yang imannya paling mempesona Kami dengar sabda’mu,

Yang paling mempesona imannya adalah:
Mereka yang datang sesudah’ku !
Mereka beriman kepadaku….
padahal tidak pernah melihat atau berjumpa dengan’ku sebelumnya…

Yang paling mempesona imannya
mereka yang tiba setelah aku kelak tiada !!!
yang membenarkanku
tanpa pernah melihatku !!!!

Bukankah kami ini saudaramu juga, ya Rasulullah jawab para Sahabat….
Bukan ! jawab Nabi….
Kalian adalah sahabat-sahabatku…..
Tetapi, Saudaraku adalah…
Mereka yang tidak pernah berjumpa dengan’ku !
Mereka beriman pada yang ghaib
Mendirikan sholat, puasa,
berkurban utk ALLAH SWT dan,
Menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka…

(Kami terpaku,....
Langit Madinah yg bening,
bumi Madinah yg hening)

Kami dengar lagi engkau bersabda……
Alangkah rindunya daku pada mereka
Alangkah bahagianya aku memenuhi mereka kelak..

Suaramu parau,
Butir-butir air matamu mulai tergenang...
Kau rindukan mereka ya Rasulullah...
Kau dambakan pertemuan dengan mereka,
Ya Nabi Allah !

Subhanallah…..


(Dan, ini adalah sebuah Alkisah tentang totalitas cinta
yang dicontohkan Allah lewat kehidupan Rasul-Nya....)

Pagi itu, meski langit telah mulai menguning,
burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap.....

Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbata memberikan petuah ;
Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya.
Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya.
Kuwariskan dua hal pada kalian, sunnah dan Al Qur'an.
Barang siapa mencintai sunnahku, berati mencintai aku
dan kelak orang-orang yang mencintaiku,
akan bersama-sama masuk surga bersama aku.;

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah
yang teduh menatap sahabatnya satu persatu.
Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca,
Umar dadanya naik turun menahan napas dan tangisnya.
Ustman menghela napas panjang dan...
Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam.
Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba.

Rasulullah akan meninggalkan kita semua; desah hati semua sahabat kala itu.
Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di dunia.
Tanda-tanda itu semakin kuat,
tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap Rasulullah yang
limbung saat turun dari mimbar.

Saat itu,
seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan
menahan detik-detik berlalu, kalau bisa.

Matahari kian tinggi, tapi pintu Rasulullah masih tertutup.
Sedang di dalamnya,
Rasulullah sedang terbaring lemah
dengan keningnya yang berkeringat

dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam.
Bolehkah saya masuk?; tanyanya.
Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk;
Maafkanlah, ayahku sedang demam, kata Fatimah yang
membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya
yang ternyata sudah membuka mata
dan bertanya pada Fatimah,
Siapakah itu wahai anakku?
Tak tahulah aku ayah,
sepertinya ia baru sekali ini aku melihatnya; tutur Fatimah lembut.

Lalu, Rasulullah menatap putrinya itu dengan pandangan yang menggetarkan.
Satu-satu bagian wajahnya seolah hendak di kenang.
Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara,
dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut; kata Rasulullah,
Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.

Malaikat maut datang menghampiri,
tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tak ikut menyertai.
Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap diatas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

Jibril, jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah? ;
Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.
Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu.
Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu; kata jibril.

Tapi itu ternyata tak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.
Engkau tidak senang mendengar kabar ini? ; Tanya Jibril lagi.

Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"

Jangan khawatir, wahai Rasul Allah,
aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku:
'Kuharamkan surga bagi siapa saja,
kecuali umat Muhammad telah berada didalamnya' ; kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas.
Perlahan ruh Rasulullah ditarik Tampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh,
urat-urat lehernya menegang.

Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini..
Lirih Rasulullah mengaduh.

Fatimah terpejam,
Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril membuang muka.
Jijikkah kau melihatku, hingga kaupalingkan wajahmu Jibril?
Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.

Siapakah yang tega, melihat kekasih Allah direnggut ajal ; kata Jibril.

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik,
karena sakit yang tak tertahankan lagi.
Ya Allah, dahsyat niat maut ini,
timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku,
jangan pada umatku.

Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi.
Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu,
Ali segera mendekatkan telinganya.
Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku
(peliharalah shalat dan santuni orang-orang lemah di antaramu)

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.
Fatimah menutupkan tangan di wajahnya,
dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
Ummatii, ummatii, ummatiii? (Umatku, umatku, umatku)
Dan, pupuslah kembang hidup manusia nan mulia itu.....


Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi


Sodara2ku sekalian....
Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.
Kini, mampukah kita mencinta sepertinya......?!!!
dengan Cinta nan suci...?!

Mudah2an Renungan ini dapat Menghadirkan kesadaran di hati kita kembali,
untuk mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan Rasulnya mencinta kita.
Karena sesungguhnya selain daripada itu hanyalah fana belaka !

Assalamualaika ayyuhan Nabiyuu wa rahmatullahi wabarakattuh
Assalamualaika ayyuhan Nabiyuu wa rahmatullahi wabarakattuh

Allahumma sholli 'ala Sayidinna Muhammad
wa 'ala alihii wa baarik wa saliim 'adzmaiin....



1 November 2011

Pendakian yang Tak Hingga^^

Standard
Awal pagi, langkah ku pelan menuju kampus untk yang pertama dalam hidupku, Ya Allah aku benar-benar berniat mencari ilmu di sini, RidHa-ilah..bisik bathinku. Belum tiba di sana aku tlah merasakan suasana aneh menjalar di tiap sendi semangatku, aku pasti bisa menaklukan semua yang ada didepan sini,, inilah gerbang kesuksesanku,, gerbang impianku,, gerbang sejarah ku.

Semangat membara ini,, nyatanya tak selalu berkobar,, ku temukan lagi kerapuhan, kejanggalan, hampir menyerah dan putus asa. akupun kadang menangis akupun kadang meratap. Bukan masalah kekakuan yang kutemukan, bukan masalah rumitnya studi yang kupelajari, bukan pula masalah teman yang rewel... satu hal- hanya satu hal-,, yang nyatanya bukan aku saja yang mengeluhkan hal ini.... (sesuatu)....

Entah berapa banyak program berseliweran -hampir bertubrukan- di otak kananku, aku tahu inilah peluang. Aku tak tahu mesti mana yang ku ambil.. keputusanku adalah mengambil semua kesempatan pada keterbatasan.

Ku jalani semua dengan rencana dan keoptimisan sukses. juga telah ku tulis semua impianku yang tiap pagi ku baca berulang. aku yakin ketidak mungkinan bisa terwujud, bisa terealisasi.Meskipun pada kenyataannya masihlah seongok tulisan. tulisan harapan seorang pendaki untuk mencapai langit. muskil.

ku tela'ah kembali, ternyata aku hanya bercita-cita tentang dunia yang mmperdayaku, aku malu ya Allah. bagaimana dalam impianku aku hanya bercerita tentang kebahagiaan semu fatamorgana, sengau dan udik.

Orang sukses bukan seorang jendral, direktur, dokter, atau sarjana dgn lulusan cum laude,, orang sukses adalah?

orang sukses adalah orang yang mau merelakan dirinya untuk sukses... bermanfaat untuk semua orang,, mau berkorban agar orang lain disekitarnya sukses....

saya kutif dari bukunya Salim Afillah-Dalam Dekapan Ukhuwah-sebuah cerita yang menggugah,, sangat menggugah tentang sperti apa itu sukses....

Suatu ketika seorang pria muda melakukan perjalanan ke Singapura, seperti biasanya ia selalu menyiapkann buku bacaann kecil untuk menemaninya sepanjang di pesawat, dan sering ia malah suka melakukan obrolan ringan dengan orang disekitarnya, bila orang yang diajak bicara tidak merasa terganggu^^hexx. Kebetulan kali ini ia bersebelahan dengan seorang ibu yang cukup lanjut usia, sederhana, sepertiya hendak bekerja sebagai TKi disana.

bersambung dulu ya....

nyambung lagi ya^^ ibu itu mulai  bercerita tentang anak2nya yang sukses, bahkan sekarang ia hendak mengunjungi anak keduanya yang bekerja sebagai PR di Singapure sana.

bagaimana dengan anak ibu yang ketiga? ibu itu mengatakan anaknya yang ketiga tengah mendapat beasiswa untuk study di Jerman. dan ketika pemuda itu bertanya tentang anak pertama, ibu itu diam, diam tanpa kata. Si Pemuda sungguh merasa bersalah, mungkin anak yang pertama ini kurang baik nasib hidupnya sehingga ibu enggan bercerita. "Maafkan saya bu sudah lancang bertanya tentang anak ibu."

Si Ibu malah tersenyum renyah, ditepuk-tepuknya punggung si Pemuda, dan berkata "anda tidak salah, saya amat bangga pada anak yang pertama ini"

pemikiran Pemuda membayangkan betapa hebatnya anak pertama ini, sampai Ibu ini berlinangan air mata ketika memujinya. Ya Allah.

"anak ibu yang pertama ini sungguh berbeda," Si Ibu mulai bercerita, "sekarang ia seorang petani, menggarap ladang yang ditinggalkan almarhum ayahnya, namun berkat ia yang mengolah ladang dengan cara terbaik, mampu membuat andi-adiknya berhasil. Dialah sebagai ganti ayah spertinya, mampu membuat adik-adiknya paham betapa harusnya bekerja keras dalam hidup ini. Dia sungguh pahlawan bagi kami. Adik-adiknya sangat menyayangi, menghormatinya." Sepertinya banyak sekali yang ingin disampaikan si Ibu, tapi air mata yang sudah tak terbendung lagi menghalangi kata-katanya yang lain. tanpa disadari si Pemuda mulai ikut larut dalam pemikiran dan kemelut hati yang indah si Ibu.

jadi sukses itu apa nak?

bukan karena jabatan yang kamu miliki, bukan karena prestasi kamu di dunia yang menjulang  tinggi, bukan pula karena predikat cum laude, atau IPK 4 koma sekian. tapi karena kamu telah membuat orang lain sukses. kamu bisa bermanfaat untuk orang-orang disekitar mu. salam^^

14 September 2011

3 Anak

Standard
usai pulang dari kampus, tepatnya dihalaman dekat gerbang parkiran, ada tiga orang anak kecil perkiraan umur 7 tahun, 5 tahun, dan 2 tahun. anak yang terkecil tengah dalam sebuah roda yang di dorong oleh anak tertua (mungkin kakaknya). tiba-tiba anak yang 5 tahun tanpa sengaja menyenggol roda si adik yang menyebabkan roda oleng, namun sang kakak berhasil menenangkannya tapi alhasil semua orang menatap kepadanya dengan tatapan terkejut. sang kakak marah dan berbalik, namun tanpa disangka sang kakakpun tanpa sengaja menyenggol roda adiknya, dan untuk kali ini braaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkk si adik jatuh dari roda, kepalanya dengan keras membentur aspal. semua orang berteriak histeris dan berkerumun....!!!!baru semenit kemudian tibalah si ibu dengan tergopoh-gopoh dan tak ayal lagi si kakak jadi bahan omelannya.

kisah kecil, kisah nyata hari ini. Pelajaran apa untuk kita tela'ah dari cerita fakta ini? iringi kasih sayang dengan ketulusan, kesabaran, dan kehati-hatian yang akan membawa kita pada keselamatan. aamiin.

20 Mei 2011