1 Maret 2024

19 November 2019

5 Agustus 2018

31 Januari 2018

Kamu

Standard
Jangan coba hentikan hujan
Karena ia sering datang gemuruh seperti bah
Sulit dihalang
Seperti rintikan di hatimu
Sulit kubendung

Apa ini artinya patah hati
Kita berlari menjauh dari percik gerimis
Di lorong gang sempit
Tanpa menemukan teduhan
Kepala, bahu, dan tubuh kita tetap basah

Aku rindu
Dimana kata bersembunyi menjadi luahan makna
Menguntai bait bait rumit
Lalu perlahan kita urai dengan sabar

Kembalilah… hatiku ini masih sama,
Birunya.


(Bandung, 28-11-2017)

29 Januari 2018

Apa Kabar Diriku

Standard
Hei diriku yang lama sembunyi, apa kabar dirimu?
Aku tersenyum sambil mengetik. Well, karena aku sudah kembali.
Rupanya ada yang rindu...
Sekilas perjalanan yang kutempuh dari penghujung tahun 2017 lumayan menyita banyak waktu, sampai-sampai ruang ini terisolasikan dari benakku.

Hei, kamu sendiri apa kabar.
Aku berharap kamu tetap seperti ini.

Sebentar ya, aku jeda dulu, karena ada hal lain yang harus kutunai. :)

Doakan semoga revisi proposal tesisku ada kemajuan heheh.... Allahu Akbar.


8 September 2017

Hadiah

Standard
Ini adalah tahun syukur, bulan penuh berkah, Dzulhijjah..

Masih jelas tertulis di dalam buku diary usangku, aku akan menikah tanggal 15 September 2017.
Bagaimana pun, Allah penggenggam rencana.. selalu memberikan nikmat percis sama dengan yang kita minta, bahkan jauh lebih indah dari yang kita harapkan.


Alhamdulillah, rasa syukur kepada Allah eli akhirnya sampai pada ujung penantian ini...

Ujungnya yang membahagiakan, setelah melewati masa uji 2016, yang bahkan eli gagal melaluinya, tapi Allah tak pernah mengurangi imbalannya...

Eli ingin berterimakasih, buat banyak orang yang sudah mendoakan eli diam-diam, terang-terangan, sabar dengan akhlak kurang baik dari eli, pengertian, dan selalu memaafkan... makasih ya semuanya...

Eli tidak bisa membalas semua kebaikan yang eli rasakan hari ini, terutama keluarga, tapi eli hanya punya Allah, yang maha kuasa dan gagah, mudah bagi Allah memblas kebaikan semuanya, semoga Allah membalsanya dengan yang lebih baik...

Juga buat kamu, yang kini ku tahu namanya, alamatnya, dan nama orang tuanya... Beberapa hari lagi kita akan saling menemukan, semoga Allah luruskan niat kita, hingga segala yng kita lewati ke depan, menajdi sumber pahala tiada putus...

Akan ada banyak hal ke depan yang kita tak tahu, karena belum pernah menjalaninya berdua, tapi berjanjilah, apapun yang akan kita temukan ke depan, kita akan saling memaafkan kekurangan masing-masing... musibah dan masalah itu pasti selalu ada, jadi mari biasakanlah.

Aku ada di belakang, di sini, di rimbun-rimbun doa, meminta pada Allah, agar kamu ada dalam penjagaannya, hingga keadaanmu baik-baik saja hingga kita bertemu dalam keadaan sudah saling terikat janji kepada Allah.

Bismillah, semoga ruhani kita semakin kuat ya, biarlah sudah hari kemarin yang masih salah, kita mulai menata esok dengan lebih "taat ke Allah", bersabarlah... ini tak lama.

See you, jaga kesehatan.

(On my special bornday, i pray to Allah: hope you, will be my only one, be the best for my future: Jannah)

30 Juli 2017

Lebih Cenderung Mana?

Standard
Assalamu'alaikum kamarku yang berantakan, blogku yang isinya tak karuan...hehehe
Mumpung lagi sendiri, di kosan baru (baru pindahan dua hari), and this is second night i here...!

Dear malam sebelumnya uring-uringan karena chat seseorang yang nggak membuat nyaman. Siapapun tak akan nyaman sih, jika dimintai klarifikasi atas masalalunya. Seperti Khalid bin Walid yang terus menerus dimintai tanggung jawab atas perang Uhud (yang banyak menggugurkan para syuhada) ketika ia sudah masuk islam, plis... itu gak terjadi kan? Semua orang maklum, semua orang jug abisa salah. Seperti hal nya Umar Al Khattab, musuh islam no 1 saat ia masih jahiliyah, apatah ia tak berhak jadi sahabat kesayangan Rasul? Maslalu itu tertinggal sangat jauh di belakang... siapapun sekarang dan esok berhak jadi orang baik! Maka islam melihat bukan ia di masalalu tapi kesungguhan ia di masa kini.

Kita cenderung yang mana?
Tak bisa move on dari masa lalau orang lain, lalu tak mmeberi ruang padanya untuk lebih baik. Dan dengan santai menjalani maksiat (toh yang dia katanya baik tetep aja sama kayak kita).... Runtuhnya zaman, bukan karena kedzaliman kemaksiatan semata, tapi karena diamnya orang-orang baik. Lalu, pembunuhan karakter orang baik (itu strategi syaitan) agar apa? Iya agar rusak lah teladan, lalu putus asa lah mereka, dan mereka tenang menjalankan maksiat...

Menuduh orang lain kemudian... sampai lupa bahwa setiap orang teh berhak berubah. Kalo udah negatif yang terpola di otak tentang si A, mau si A berubah sebaik apapun, tetap aja kurang meyakinkan: jangan2 ada maksud nih si A baik terus, dia munafik, pinter ya di depan baik, di belakang busuk, dan sebagainya. Tak puas juga, gunjingkan sama teman, "jangan bilang-bilang ya", masih belum puas: gunjingkan ke tetangga.

Well, wahai diriku, aku mengingatkanmu: Berilah orang lain sebuah ruang, timbanglah ia dengan sebuah neraca keadilan, tempatkan ia di tempat kosong, zero based... adillah engkau memperlakukan orang bahkan sejak engkau mempersepsikan orang itu... pandnaglah dari titik NOL.

Karena kita tak pernah tahu ujung kehidupan seseorang. Bukankah keselamatan itu di tentukan oleh ujung hayat seseorang, lebh cenderung pada kebaikan atau kemaksiatan?
Kita pun payah untuk mengistiqomahkan diri, agar tetap ada pada jalan yang diridhoiNya, dan berharap menemukan ujung usia di jalan itu... aamin... Robbana afrig 'alaina sobrow watawaffana muslimin..

Ya Allah karuniakan eli (dan yng baca tulisan ini) kesabaran, dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (muslimin). Aamiin...


Az. (30/7/17) : 23:39 WBBI.

3 Mei 2017

April 2016 dan April 2017 (Welcome Mei)

Standard
April 2017.
Alhamdulillah ya Allah, sagala anu atos dipaparin ku Gusti pikeun abdi. Teu aya cela sagala rencana Gusti anu pang saena, alhamdulillah.

-----
26 April 2016.

Bismillah…
05: 38 PM
Menulis sampai jam 6 sore.
Ini bukan tulisan yang khusus untuk siapa-siapa, hanya untuk diriku yang tidak tahu, situasi seperti ini akan sampai kapan menekanku?
Menghitung hari… demi hari.. demi hari… kulalui, senin kemarin, dan kini selasa, esok rabu, lalu kamis, jumat, dan selesai…. Toleransinya di sana, pekerjaan yang lama kutunda…
Aku tidak menulisnya sebagai beban, itu adalah kewajibanku, mesti tertunaikan… perlahan-lahan…
Aku tidak menyesal telah menjadi aku yang sekarang, aku bahagia menjadi diriku, dengan segala yang menjadi amanhku… ini adalah amanah Allah yang sebisa mungkin harus kujalani dengan sebaik-baiknya.
Dear diriku
Kamu jangan terlalu bersedih dengan dunia ini, ini hanyalah persimpangan, sejatinya kamu akan meninggal, dan kamu tidak akan dihisab sebab perbuatan orang lain, kamu dihisab dengan perbuatanmu sendiri.
Soleha, jadilah dewasa, solehlah dirimu, solehkanlah hatimu…
Berbuat baiklah, dan berkorbanlah untuk membahagiakan orang lain.
Tidak apa-apa kamu tersusruk tidungdung titajong tisoledat, teu nanaon soleha, sok sing jembar, sing dewasa, unggek we jeung unggeuk, ulah ngabantah, ulah deui-deui siga Kamari, bedegong heuras, maksa ka batur, sok sanajan apal naon anu makasa eta kahadean…. Heup geulis, sok we sing ngarasa rumasa, sing rasa rumasa, anjeun lain sasaha asalna, sing ulah nganyerikeun ibu jeung bapa, heup, heup bageur…geulis, heup! Sing karunya ka kolot.
Sok geura ceurik, tapi ulah hareupeun batur, sok geura nyegruk, ulah ek bebeja ka sasaha, aya Allah anu tos maha uninga karurupet anjeun geulis, sok balilihan sok geura ceurik, anjeun kuat. Allah masihan ujian ka anjeun kusabab Allah apal anjeun kuat nandanganna.

Naon anu matak jadi rupet ka anjen geulis?
Kahayang anjeun pikeun ngadahup teu diluluskeun? tuluy merebet kaditu kadieu, ka kulawarga asli anjeun?
Leres?
Eumhhh geulis, emh soleha… eta the sanes datang ti ibu atau bapa atau kulawarga, eta datang salawasna ti Gusti Allah, aya maksad hade anu kudu ku hidep di ala, dipipit sarina, dicrukcruk nepika karasa naon hikmahna, sing sabar ngalakonanna.
Heup anjen soleh, sing khusu ibadah, loba tobat, sing dipasihan kakiatan, kasabaran, katabahan, in sya Allah, anjeun tangtu apal yeh Allah gampang pisan ngabolak-balik hate, kitu oge mung umpama anjeun masrahkeun sagala karupet hidep ieu ka Allah.
Hayu ayeuna, urang solat, tuluy dzikir, tuluy maos quran, pek anjeun nyuuh ka gusti, pek anjeun menta, pek anjeun mundut, Allah nu bakal ngurus urusan anjeun geulis, tos ulah deui ngarasa boga masalah, masalah anjeun ieu deet, deet pisan, tuh tingali masalah Rasul ditolak ku umatna, tuh tingali palestina, tuh tingali gadis2na,anu tiap poe dilecehkeun ku tentara zionis, tuh tingali Syria, masalah anjeun mah deet, heup, ulah ngagugulung diri sorangan, hayu buka diri, doakeun asalah batur nu leuwih ebat, masalah nagara… doakeun we pa jokowi, doakeun pak budi, doakeun ustadz anasah, kabeh pamimpin anu keur narima amanah sing dikuatkeun… loba keneh jalma anu keur menderita, keun ayeuna eli sing kuat nya.

---
Mangga, nuhun…

Alhamdulillah.

5; 58 PM
 Az.


19 April 2017

Jurnal Syukur 2

Standard
Alhamdulillah untuk hari ini, hari Rabu yang seperrti biasa selalu ditunggu-tunggu.
Terimakasih atas kesempatan bangun sebelum subuh (karena sedang diuji susuah bangun), terimakasih atas kesempatan sehat masih bisa nyuci, beres-beres, makan lahap, duha, dan beraktivitas lainnya...
Hari ini sudah memperbaiki printer alhamdulillah, semoga barokah untuk semuanya.
Alhamdulillah hari ini juga sudah diberi waktu untuk memuhasabah niat, karena niat ini sangat penting dalam setiap moment hidup yang kita lakukan, jadi kalau salah niat habis sudah...

Seperti biasa, eli hari Rabu memngajar les privat caca-ardel...
Memnag diakui, niat pertama kali untuk menambah penghasilan agar perbulan bisa ngasih bantu SPP untuk yang lagi sekolah di Kujang :D tapi di pikir-pikir... sambil bawa motor, dipikirin terus... Kalau niat cuma itu, ya itu yang akan aku dapat, ya cuma dapat dunia doank, akhirat ZONK, "famang kana hijrotuhu fidunnya yusibuha...aduh jadi ingat hadist ke 1.

Padahal mengajari anak-anak baca, nulis, dan hitung, itukan bisa jadi amal jariah? bener gak? Kenapa niatnya bukan karena Alla saja, supaya anak2 kelak bisa mendapatkan ilmu yang lebih banyak dengan bisa membaca, bisa menulis.... Kalau niat karena Allah semata, semua bisa di dapat, ya pahala Allah didapat, ya uang bulanan juga udah pasti, ya itu tea jdinya kalo karena Allah mah, kita (guru) bisa lebih sabar menghadapi anak-anak...

Alhamdulillah, ini muhasabah niat...

Termasuk niat menikah. #eh.

Alhamdulillah, maka Allah akan tambah. Alhamdulillah.

16 April 2017

Jurnal Syukur 1

Standard
Menyela waktu sebentar, mencoba menulis jurnal syukur akhir-akhir ini.
Biarkan saja waktu mengalir, menyeret kita pada episode demi episode, biarkan saja semua terjadi, kita terlibat di dalamnya selama masih bernafas... yang jelas, selalu inget Allah saja, ituh.

Alhamdulillah, untuk hari ini ya Allah.
Untuk semua hal yang aku rasakan, aku terima, aku takutkan, aku sesali, dan aku inginkan.
Alhamdulillah, Engkau jadikan segala yang kurasakan yang kupikirkan sebagai pemanis hidup yang bernilai. Wa syukurillah, engkau jadikan rasa senang dalam hatiku tumbuh perlahan, semoga rasa syukur ini membuatku semakin dekat padaMu.

Tada berkah dalam urusan, jika urusan itu membuatmu melupakan Allah.
Senantiasa ingatkan eli ya Allah. Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah.

18 Maret 2017

jari tentara

Standard
Rindu adalah jelmaan kematian yang mengintai
Sedangkan jari-jari kita adalah tentara yang berjuang

Aku ingin menghentikan tentara itu untuk diam sejenak, tapi aku tak mau menjadi orang lain. Lalu kubiarkan ia mengetik lagi, di malam-malam sunyi, saat semuanya lelap. Apakah untuk mengklarifikasi segala jenis tuduhan yang menyakitkan? Tidak.

Ada saatnya, kita tak perlu menjelaskan apapun tentang diri kita pada orang lain, tentang keputusna kita, tentang sikap kita, tentang kelakukan kita, tentang tulisan kita... akan ada saatnya orang itu tahu dan paham sendiri terhadap apa yang menjadi keputusan kita, akan ada saatnya...

Karena aku sellau yakin, tak usah kita payah-payah menjelaskan siapa kita pada orang lain, toh orang yang mencintai kita tak membutuhkannya, pun orang yang membenci kita tak akan mempercayainya. Biarkan saja, abaikan, skip, tetap baik sangka, tetap mendoakan, tetap mendoakan kebaikan... karena hakikat manusia adalah makhluk yang bermoral, yang dalam hatinya akan cenderung pada kebaikan, dan berpotensi menjadi baik terus menerus... juga kita, aku tak mau menjadi hakim untuk siapapun, entah diriku sneidri, dia,, atau kamu.. bukankah kamu juga begitu?

Aku lelah membahas ini lagi, terus menerus, tapi kiranya ini sangat penting bagi kita.
Bahwa apapun yang menimpa kita yang berhubungan dengan orang lain, aku ingin menegaskan satu hal: aku tak akan membenci siapapun. Apakah itu juga berlaku untuk kamu?

Dear waktu, tunjukan padaku hati yang terjaga?

Rabb, tarbiyahlah diri ini dengan segala yang kurasakan, segala yang kuterima.

Jangan biarkan hati ini beku karena nasihat. Bersihkanlah diri ini dari debu-debu pengotor jiwa.

Bismillah, kuatlah, karena Allah tahu dan kamu tak perlu menjelaskan apapun.
Tetap tenang dalam diam, dan tetap berbuat dalam hening.
Setiap kata yang keluar dari lisan kita akan di hisab, berkata yang baik lah salihah.
Allah mudahkanlah urusanku, dan sampaikanlah aku pada Mu melalui penghamabaanku yang cacat ini.

Allahu ghoyatuna...




13 Maret 2017

Cahaya Bulan

Standard
Hari ini aku bertanya, pada diriku yang sendirian di tengah keramaian diantara mobil yang mendenging, klakson yang menusuk telinga, membelah jalanan kota... aku terus bertanya pada diriku, siapa aku, menagpa aku di sini, apa yang kucari, siapa aku sekarang, mengapa aku sibuk sendiri?

Tiba-tiba saja, perasaan berat itu ada di dalam dadaku, memukul seperti godam, sampai terasa sesak.
Aku sendirian, sedangkan aku kecil, ku tatap langit dari celah jendela, benar betapa aku lemah, lihat... jika mobil ini masuk jurang, sedang aku ada di dalamnya, lalu aku bisa apa? 
Segera kutepis pikiran buruk itu, ada apa denganku, mengapa pikiranku meracau.

Buih-buih kegamangan itu masih tersisa, semestinya aku sudah berubah, bukan lagi manusia bimbang dan galau, apalagi kembali dari titik nol, titik aku mencari diriku... atau akan terus kucari sesautu hal, apa yang kucari, aku tak mau mencari apa yang bertentangan dengan hatiku.

Wajah Mu menyapaku, desiran angin menyelinap, tuas-tuas jendela yang dibuka mengabarkannya...
Aku sadar tentang keputusanku hari ini, akan menjadi tidak mudah untuk di jalani, karena aku akan berkali-kali membunuh diriku, melukai hatiku, dan terus seperti itu sampai aku yakin merasa terbebas. Siapa yang akan membebaskanku?

Jika boleh aku menoleh atau mengintip jalan hidup orang lain, aku melihat dalam usianya yang sama dneganku 24 menuju 25, sudah nampak sisi kedewasaan dalam dirinya, apa yang ia pikirkan bukan lagi soal mati-matian berada pada jalan yang benar, tapi bagaimana menebar jalan kebenaran itu agar dapat dinikmati banyak orang. Ah, Allah, rupanya aku masih belum selesai dengan diri sendiri.

Aku termenung di tepi danau, menatap lekat ketenangan yang biru, jernih air gemericik, permukannya mengkilau di basahi cahaya bulan. Aku sendirian, dalam alam pikiran. Menemui seseorang yang bernama kekosongan, memulai bercakap dengannya dengan bahasa isyarat.

Lalu aku tak mampu melanjutkan tulisan ini, mataku berkaca-kaca. Pipiku basah, ini kah sajak kerinduan itu, juga sajak takut yang ku bacakan setiap malam.

Aku takut kehilangan wajahMu, karena banyak sebab.
Aku takut hatiku melupa, karena hal lain, -kepada Mu aku meminta perlindungan`

Sayangilah aku ya Allah, tidak ada yang mampu mencegah kebaikan, jika Engkau sudah menyayangi seorang hamba. 

Semoga cahaya bulan ini, adalah utusanMu untuk menenangkan jiwaku.