Jika hidup ini sebuah cermin, lantas isyarat apa yang mampu menyiratkan
hidup, bahwa kehidupan adalah sosok kita… atau… sesosok kehidupan adalah penampakan
dari wujud kita yang telah terpantulkan melalui lembaran-lembaran perjalanan…
Maka, jika hidup ini sebuah cermin, seharusnya kita lebih mengerti dan memahami
hidup apa dan bagaimana yang telah dan akan dilalui, agar mampu menempatkan
diri padanya. Maka, bila hidup ini layaknya sebuah cermin, seharusnya kita
dapat bersentuhan lebih dekat padanya, agar kita mengetahui dengan jelas benar,
segala kekurangan yang terpantul dari cermin itu. Namun sayang, kita sering
mengangap jika hidup adalah cermin cembung yang melebih-lebihkan kekurangan dan
mengurang-ngurangkan segala kelebihan yang kita miliki. Atau…. Kita sering
menganggap bahwahidup ini adalah cermin cekung, yang selalu memberikan
kekecewaan pada apa yang dipantulkannya.dan menganggap cermin kehidupan….adalah
wujud yang lari dari kenyataan.
Bismillah adiku semua, Assalamualaikum wr wb… Ahlan wa sahlan di kampus
tercinta UPI Tasikmalaya ini. MOKAKU adalah langkah pertama dari sebuah babak
juang yang akan ditempuh, empat tahun mendatang engkau akan selalu berada di
sini, menuntut ilmu, mencurahkan segenap kemampuan, dan mencari jati diri yang
sebenarnya, sebelum akhirnya kembali ke masyarakat sebagai pribadi baru yang
diliputi oleh ilmu, yang dituntut menebar manfaat dan bersinergis dengan
berbagai kepribadian manusia yang berbeda-beda.
Adikku , kita kembali pada perjalanan awal, sebagai sebuah titik awal
perjuangan, sudahkah kita luruskan niat? Mengapa engkau berada di sini? Di UPI
Tasik ini? Ya, percayalah ini bukan kebetulan, ini bukan tanpa perjuangan, ini
bukan sekedar salah memilih, salah contreng, atau paksaan orang tua, semua ini
adalah…. Ya ini adalah kehendak Allah, atas ijin Allah, atas iradat Nya kita
berada di sini. Lalu, apa yang diinginkan Allah dari kita sehingga mentakdirkan
kita berada di UPI Tasik ini? Benar adikku, Allah menghendaki kehidupan terbaik
dari diri kita. Luruskan niat, jika semata-mata kita di sini adalah untuk
mencari ilmu agar mendapat Ridho Allah Swt, untuk memperbaiki kualitas diri,
untuk menjadi hamba Allah yang lebih bermanfaat untuk orang lain, dan berbagai
niat baik lain…
Ah selamat memulai perjalanan adikku, tetap bawa dan gunakan Kompas
Al-Quran sebagai penunjuk jalan, Allah telah menyiapkan segalanya di sana.
Sertai langkah kakimu dalam Jemaah yang soleh dan salihah, karena mereka adalah
pengganti dan pemotivasi jika kakimu mulai kendur, jika kepalamu mulai pening…
dan Jemaah yag akan sealu memngingatkanmu akan tujuan perjalan kehidupan. Ohh
iya adikku, bawalah selalu cermin.. bercerminlah dari kehidupan manusia di
sekitarmu, agar hidup selalu penuh dengan kebaikan.
Andai kita mampu melihat cermin kehidupan kita seperti cermin datar… yang
setiap hari kita berkaca padanya, melihat noda hitam di wajah dengan jelas, dan
pelan-pelan menutupnya dengan polesan bedak atau sekedar lotion, bukankah itu
lebih mudah? Berapa kali kita bercermin untuk sekedar memperindah penampilan
jasad? Namun, ketika itu, sudahkah kita bercemin pada kehidupan?
Menutupi kesalahan dengan amal
soleh yang kita perbuat, dan menjadikan kelebihan sebagai jalan untuk dekat
denganNya seperti yang setiap hari kita lakukan. Sudahkah?
Atau jangan-jangan, ya mungkin memang KITA MALU UNTUK MELIHAT segala
kekurangan kita, melalui cermin kehidupan yang ada di depan mata….
(Az.,
29/08/14)