Dengan kepalaku yang mudah-mudahan masih berfungsi dengan
baik, kulihat orang-orang saling bertengkar, berkelahi, mengatakan kata kasar,
menyalahkan, menyudutkan, mengumpat dan berserapah, satu lawan satu, satu lawan
dua, satu lawan banyak, dua lawan banyak, banyak lawan banyak... sedang mereka
pernah saling menghargai, saling menyayangi, setidaknya ada salah satunya yang
sayang yang cinta, yang penuh kasih, tapi mengapa selalu saja bertikai?
Tidak tahukah mereka, betapa sulit mendapatkan keyakinan?
Banyak orang yang telah bersuami tapi mereka menyia-nyiakan keberadaan
suaminnya, ada banyak pula para lelaki
yang telah beristri, tapi seiring waktu mereka mencampakkan ikatan
pernikahannya.
Betapa dunia dapat berubah, gampang pula manusia lupa....
Lupa, melupa...
di dunia ini banyak sekali para bujang yang ingin sekali
menikah, tapi belum menemukan titik keyakinannya, ada saatnya ia begitu yakin,
tapi yang diyakini tak bisa diyakinkan.
Di dunia ini banyak sekali, lebih banyak, para gadis, yang
mulai kehilangan masa muda, bersiap mengabdikan dirinya.
Oh bujang, oh gadis. Jangan sampai,
Setelah kau temukan... lalu dirimu menjelma gajah sirkus,
pagi bangun, pergi bekerja, tanpa sapa,
Bangunlah istanamu, sedini mula dalam hatimu.
Jangan sampai berita itu sampai di meja makanmu:
Benarkah keinginan itu sebatas pelengkap status?
Lalu saat mereka telah lengkap, mereka menyia-nyiakan
pasangannya....?
Bahkan lupa,
bagaimana cara mengancingkan baju kekasihnya.
Itu hanya metafor, ada yang lebih lupa adalah, untuk apa
mereka bersatu?
Ingatlah gadis, sejak awal, buat apa kalian bertemu,
bersatu?
“Dan masuklah kau beserta istrimu ke dalam syurga yang telah
dijanjikan.”
0 komentar:
Posting Komentar