26 Juli 2014

Catatan Di Malam Hari

Standard
Ada pekerjaan yang harus segera kuselesaikan. 

Banyak....! Jangan mengeluh,  bisa kok dan akan segera kuselesaikan, dengan sungguh-sungguh. Aku ingin jadi manusia seperti halnya orang lain. Manusia yang berguna, yang tidak patah hanya karena satu kekurangan, aku adalah manusia keras kepala yang ingin memastikan akan melakukan semuanya….. Semua pekerjaan ini, walau tanpa upah.

Kuakui aku bukanlah manusia yang pintar apalagi jenius: yang tertarik pada suatu hal dan lalu hal itu menjadikan aku bisa melihat: akan jadi apa aku dimasa depan. Tidak…..
Aku hanya seorang manusia yang selalu ingin bergerak dan mencari, tak tentu arah dan selalu bosan pada setiap hal yang bersifat rutinitas. Aku selalu ingin sesuatu yang baru.. meskipun.. kadang sesuatu yang telah kualami, sering menjadi kerinduan tersendiri....
Hidupku tak pernah sunyi walaupun sepertinya terisolasi, karena pilihanku, aku menyedikitkan bergaul dengan manusia, dan lebih banyak mengurung diri bersama tumpukan buku dan manusia-manusia yang tak menjelma.
Aku lebih senang berada di dunia maya.

Itulah kekuranganku, aku tak pandai berkomunikasi verbal. Terkadang banyak orang yang mengataiku pelupa, pemalas dan lelet, lalu egois, tidak bertatakrama, tidak sabaran juga serampangan. Tak apa-apa, itu tak akan membuatku semakin lemah, justeru dengan kata itu aku akan belajar lebih giat, lebih respect, lebih sabar, lebih santun, lebih toleran, dan lebih rajin menulis agar tak mudah lupa….
Hidupku kembali, aku ingin menjadi manusia yang bersunguh-sungguh dalam setiap hal. Aku memiliki mimpi, dan mimpi ini sering menjebakku dalam fantasi setiap malam. Bahkan ketiak solat, mimpi itu terasa kurang ajar, karena terus menghantuiiiiikuuuu, aku tak tenang, jika mendiamkannya… harus kuwujudkan…
Dan pikiran ini terasa menggebu, dan bahkan telah keluar dr dunia kenyataan. Aku telah berada di puncak yang sebenarnya tak kuketahui. Aku ingin ada di suatu tempat yang tak pernah kukunjungi….
Ada suatu hal yang benar-benar menjeratku, adalah aku lebih sering terpuruk dengan tekanan perasaanku dan tak hiraukan batinku sendiri. Maka mulai kini, hidup harus ada perjuangan, harus bebas dan merdeka, aku ingin kembali, memfokuskan diriku pada hal-hal yang memang sudah selayaknya mendapat fokusku.
Tak mengapa tindakan ini terasa kecil, namun jika kesungguhan ini telah ada dalam hatiku, maka semuanya seiring waktu, aku akan mencecapnya dengan bahagia.

Sebelum langkah ini dimulai ada masalalu yang harus kubebaskan. 

Aku meminta maaf terutama pada emak dan bapak, eli belum bisa jadi anak yang solehah. Belum bisa memberi kebahagiaan yang seharusnya, belum bisa memberi materi, dan belum bisa jadi kebanggaan dalam sikap, eli masih….. belajar untuk demikian.
Eli juga meminta maaf pada ibu dan bapak, sudah membiayai eli hingga saat ini, kasih sayang tercurah dan maaf yang tak terbatas. Eli belum bisa menjadi harapan ibu dan bapak, eli masih sering plin-plan dan bermain-main, masih seringnya malas dan tak peduli dengan bapak dan ibu. Maafkan eli bu pak…
Eli juga minta maaf kepada teteh dan aa eli, selama jadi adik yang paling bungsu, eli belum berlaku selayaknya adik, sering merasa paling benar dan egois. Sering berteriak dan memperlhatkan sikap yang tidak baik, bahkan…………. Eli berani mengambil sesuatu dari kalian, sesuatu tanpa sepengathuan kalian. Maafkan adikmu ini, belum bisa menjadi apa-apa, belum bisa memberikan kebaikan untuk saudaranya, dan keseringan menyusahkan, minta ini itu….
Lalu eli juga minta maaf kepada semua guru-guru eli, sebagai seorang murid, eli tidak menunjukkan sikap yang layak, karena sikap keras kepala ini menjadi diri merasa harus setata, padahal engkaulah mulia guruku, maafkan eli, maafkan sikap dan perbuatan yang tak sesuai, maafkan kepalsuan dan kelancangan seorang murid ini, mulai saat ini aku akan belajar bagaimana menjadi seorang penuntut ilmu yang benar, yang bersikap hormat padamu…
Lalu kepada sahabat dan masyarakat seluruhnya, eli hanya seorang manusia yang terlalu fokus pada dirinya tanpa menghiraukan perasaan orang lain. Maafkan, selama ini, slema 21 tahun ini, eli tak pernah memberi kontribusi apapun untuk kalian, sering bersikap acuh dan seolah tak memerlukan dirimu, tapi… itu salah, aku membutuhkanmu…………. Maafkan sikap ini, maafkan ketidakbergunaan ini… maka mulai saat ini pula ajari aku, ajari aku untuk bersungguh-sungguh agar jadi manusia yang guna…

Kini tugas berada di depan mata, kini beban mimpi terus menyakiti selama belum kuambil sebagai tindakan. Bagaimana pun juga kau harus bisa berpikir global, dan bertindak local.
Aku mesti menjadi manusia yang adil, dimana ada saatnya aku memberi keluanganku tidak sekedar untuk mimpiku yang melangit, melainkan pula untuk keluargaku yang meminta diperhatikan… maka sejak saat ini…
Walau aku tidka suka, aku harus bisa bergaul….
Aku harus bisa duduk dan tertawa diantara mereka…
Aku harus bisa membagi waktuku…
Ada tiga hal yang menjadi nasihat dari keluargaku
1.       Pelihara bahasa, bahasa mah da teu meuli, cik atuh ari basa-basa waemah..
2.       Tenaga, karena tenaga bisa dipulihkan, maka selama aku masih kuat aku harus memberi segala apa yang dapat kulakukan denga tenagaku..
3.       Doa, adalah sesuatu yang tersembunyi yang dengannya aku menjadi saksi dari doa-doaku sendiri, aku harus mendoakan kebaikan untuk orang lain….
Oleh sebab itu maka, aku bisa bahagia, aku bisa merasakan nikmat dari cinta TUHAN. Adalah kesungguhan malam ini aku menulis panjang dan berusaha kembali memfokuskan diri untuk bangkit dari mimpi, menjadi manusia yang berguna sebelum ajal menjemputku, dan berusaha memperoleh cinta Allah dalam hidup…
 Aku ingin hidupku tak sekedar hidup…………… aku ingin memberikan sesuatu yang berbeda… untuk umat islam… aku ingin memberikan sesautu…
List yang harus kuselesaikan sebelum Agustus datang….
-membereskan laporan KKN
-membereskan catatan logbook
-membereskan rekap penelitian (SD dadaha dan Gobras)
-membereskan buku kenangan KKN (2 bagian, depan dan belakang)

Ketika semua itu telah selesai, apa yang aku rasakan ?
Tentu saja kau akan merasa bahagia dan lega, lalu mulai bisa fokus menulis untuk lomba-lomba yang sangat ingin kau ikuti. Selepas itu kau pun bisa lagi menulis tentang buku “cinta”, dan kau pun bisa kembal fokus menulis cacatan-catatan yang belum rampung, atau sekedar membaca lagi mimpi-mimpi yang belum terealisasi, aku ingin menjadi seorang penulis.
Jangan omong kosong lagi eli, jangan katakan apapun lagi tentang mimpi.
Lakukan saja sesuatu. Ya apapun itu, lakukan saja. Jangan lagi bicara mimpi sebelum melakukan apa yang seharusnya jadi tugasmu. Tersenyumlah, karena engkau sangat beruntung telah menjadi manusia yang ingin berubah.  Salam sukses dan niatkanlah karena Allah. Manusia meninggal kini meninggalkan data. Perbanyak datamu yang bermanfaat dan melajulah dengan tenang dalam pelukan Tuhan. Kau terhina karena kau yang menghinakannya, maka bangunlah, meskipun kau tetap hina setidaknya kau mau mengakui kehinaanmu dihadapan Tuhan. Tersenyumlah, mari tuntaskan dirimu, dan tetap seperti itu, pelihara keinginanmu untuk terus menerus memberi…………… walau kutahu kau tak punya sesuatu untuk dibagi.

27 Juli 2014
1:09

Az.

0 komentar:

Posting Komentar