Demam PPL adalah mendampingi anak untuk lomba. Salha satunya lomba pidato :)
Ada beberapa pidato yang saya buat, dengan beberapa tema. Silakan di baca, semoga bermanfaat.
Tema: Etika Kehidupan
Assalamualaikum wr wb.
Dewan Juri yang saya hormati, bapak ibu
guru yang saya cintai, dan teman-teman yang saya banggakan.
Hamdan Wa Syukron
lillah, Solaatan wa salaaman ‘ala rosulillah. Ammaa
ba’du.
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah yang
maha gofur yang memberi kita panjang
umur semoga kita tidak kufur. Solawat beserta
salam semoga tercurah limpahkan kepada hakim tertinggi, jaksa termulia yakni
HABI BANA,WANABIYANA MUHAMMAD SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, para
tabiin-tabiatnya, hingga umatnya yang senantiasa menghidupkan sunnahnya hingga
akhir jaman. Aamiin yaa Rabbal alamiin.
Terimakasih sebelumnya
kepada Master of Ceremony (MC), atas waktunya. Pada kesempatan yang berbahagia
ini, saya ………….. perwakilan dari SDN 2 Setiawaras, akan menyampaikan sedikit
ilmu tentang bagaimana kita beretika dalam berkehidupan, terutama berlaku sopan
santun kepada guru-guru kita.
Berlaku sopan santun merupakan sikap
yang mulia. Sikap yang akan meninggikan kedudukan pemiliknya. Ibu bapak guru
adalah orang-orang terbaik, yang paling berhak mendapatkan sikap mulia ini.
Kita bisa menulis dan membaca, karena
siapa?
Kita jadi bisa tahu beraneka ilmu,
karena siapa?
Tentu karena GURU!
Kita bisa jadi ahli komputer, ahli
matematika, jago internet, pintar berbahasa. Sebab siapa? Karena guru!
Pepatah jawa mengatakan “Wong tuwo nggedekno
rogo, Guru nggedekno roso.” Orang tua yang merawat dan membesarka jiwa dan raga
kita, lalu guru membuat kita kaya ilmu.
Sebab itulah, guru sangat berhak
mendapat perlakuan mulia, seperti bagaimana kita memuliakan orang tua.
Bagaimana cara berlaku sopan santun kepada guru-guru
kita? Berlaku sopan kepada guru, seperti kita berlaku sopan terhadap orang tua.
1. Tersenyumlah
jika berjumpa, lalu ucapkan salam.
2.
Di sapalah jika
berpapasan, dan berkabarlah.
3.
Berkata lembut dan
tidak membantahnya.
4.
Mendengarkan
perkataannya dan mendahulukan kepentingannya.
5.
Dan terakhir adalah,
mendoakannya.
Guru-guru kami,
terimakasih atas jasa-jasamu. Engkaulah pahlawan, bagiakan embun penyejuk di
pagi hari. Tiada bisa terbalas, karena engkau pahlawan tanpa tanda jasa.
Tetaplah berlaku sopan santun pada ibu bapak guru
kita. Dimulai dari sekarang, dari sendiri, dan dimulai dari hal yang kecil.
Ibda’ bin nafsik, mulai dari diri sendiri untuk selalu membiasaka senyum salam
sapa sopan dan santun.
Dewan Juri yang saya hormati, bapak ibu guru
yang saya cintai, dan teman-teman yang saya banggakan. Sekian uraian dari saya.
NUN WALKOLAMI WALA YASTURUN WALLAHU WAFIK ILA AKWA MITTORIK. WASSALAMUALAIKUM
WAROHMATULLAHI WABARAKATUH.
Pidato 2 Tema:
Keterbukaan dan Kejujuran
Assalamualaikum wr wb.
Dewan Juri yang saya hormati, bapak ibu
guru yang saya cintai, dan teman-teman yang saya banggakan.
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah yang maha
Rahman yang memberi kita kesempatan
untuk saling mengenal dan berkasih sayang. Solawat beserta salam semoga
tercurah limpahkan kepada hakim tertinggi, jaksa termulia yakni HABI
BANA,WANABIYANA MUHAMMAD SAW. Aamiin yaa Rabbal alamiin.
Terimakasih sebelumnya
kepada pembawa acara, atas waktunya yang diberikan kepada saya. Pada kesempatan yang berbahagia
ini, saya ……(nama)…….. perwakilan dari SDN 3 Karangsambung, akan menyampaikan
sedikit ilmu tentang bagaimana kita harus memiliki sikap keterbukaan dan kejujuran.
Sikap terbuka dan jujur
adalah sikap yang mendatangkan kebaikan-kebaikan, dan setiap kebaikan akan
membawa ke Syurga. Begitulah hadistnya. Barang siapa yang jujur maka ia akan
mujur, barang siapa yang terbuka ia akan beruntung.
Saat ini kita dapati,
sikap terbuka dan kejujuran menjadi barang yang amat mahal. Mengapa mahal?
Karena sudah sulit ditemukan. Dimana lagi kita temukan kejujuran digantikan
kebohongan, dan keterbukaan digantikan oleh sikap menyembunyikan.
Apa buktinya?
Hal mudah yang paling
sering kita temukan adalah perbuatan mencontek saat ulangan, curang saat ujian.
Adapun hal besar yang sering saya temukan di berita-berita televisi, adalah maraknya
para pejabat bangsa yang korupsi.
Apakah penyebab
perbuatan mencontek, curang dan korupsi?
Penyebabnya adalah
hilangnya rasa keterbukaan dan kejujuran dari dalam dirinya. Summa
naudzubillahimindzalik…
Dewan Juri yang saya hormati, bapak ibu
guru yang saya cintai, dan teman-teman yang saya banggakan.
\Barang
siapa yang telah hilang dari dirinya kejujuran, maka hidupnya akan ditimpa
kesulitan dan selamanya diliputi kebohongan. Barang siapa hidup dalam
kebohongan maka ia seorang munafik.
Lalu
bagaimana caranya agar kita tidak terjatuh dalam kemunafikan? Bagaimana caranya
mengembalikan sikap terbuka dan jujur dari dalam diri kita?
1. Merasa
di awasi oleh Allah.
Sikap
ini menjadikan kita selalu berhati-hati dalam bebuat dan berkata, kita tidak
bisa berbohong karena yakin Allah menyaksikan segala yang kita lakukan.
2. Meyakini
bahwa keterbukaan dan kejujuran akan mendatangkan kebaikan
Apapun
masalahnya, bagaimanapun akibatnya, walaupun pahit, kita yakin jujur membawa
kebaikan, maka: akan menjadikan diri kita manusia yang senantiasa jujur dan
terbuka, baik pada diri sendiri maupun orang lain.
Saya
jadi ingat sebuah lagu yang mengajak kita untuk selalu berkata jujur:
Jujurlah
padaku bila kau tak lagi suka
Jujurlah
padaku bila kau tak lagi cinta…
Walau
lirik lagu tersebut bercerita tentang perasaan, tapi kita ambil hikmahnya,
untuk senatiasa menghiasi hidup dengan kejujuran.
Dewan
Juri yang saya hormati, bapak ibu guru yang saya cintai, dan teman-teman yang
saya banggakan.
Sebagai
penutup saya sampaikan sebah hadist: Allah menyediakan sebuah rumah di teras
syurga untuk yang menghindari debat walau benar, dan Allah menyediakan sebuah
rumah di tengah syurga untuk mereka yang meninggalkan dusta walau ketika
bercanda.
Jadi
mulai hari ini, mari kita tanamkan dalam diri kita sikap keterbukaan dan
kejujuran. Dimulai dari sikap merasa diawasi oleh Allah dan meyakini bahwa
keterbukaan dan kejujuran akan mendatangkan kebaikan.
Dewan Juri yang saya hormati, bapak ibu
guru yang saya cintai, dan teman-teman yang saya banggakan.
Sekian uraian dari saya, mohon maaf atas
kekurangan. Semoga bermanfaat, wassalamualaikum wr. wb.
Pidato 3 Tema:
Tenggang rasa (empati) antar sesama ( 8
menit )
Assalamualaikum wr wb.
Dewan Juri yang saya hormati, bapak ibu
guru yang saya cintai, dan teman-teman yang saya banggakan.
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah yang maha
Rahman yang memberi kita kesempatan
untuk saling mengenal dan berkasih sayang. Solawat beserta salam semoga
tercurah limpahkan kepada hakim tertinggi, jaksa termulia yakni HABI
BANA,WANABIYANA MUHAMMAD SAW. Aamiin yaa Rabbal alamiin.
Terimakasih
sebelumnya kepada pembawa acara, atas waktunya yang diberikan kepada saya. Pada kesempatan yang berbahagia
ini, saya ……(nama)…….. perwakilan dari SDN 3 Karangsambung, akan menyampaikan
sedikit ilmu tentang bagaimana kita harus memiliki tenggang rasa atau berempati
pada sesama.
Dewan Juri yang saya hormati, bapak ibu
guru yang saya cintai, dan teman-teman yang saya banggakan.
Siapakah
manusia yang paling baik?
Siapakah
manusia yang akan dicintai oleh sesama?
Manusia
yang paling baik adalah yang paling banyak bermanfaat untuk orang lain. Adapun
manusia yang akan dicintai oleh sesama adalah manusia yang paling baik
akhlaknya.
Akhlak
terbaik dari manusia ditunjukkan dengan kepeduliannnya pada sesama. Hari ini di
Indonesia telah terjadi banyak bencana, mulai dari bencana lumpur lapindo
sidoarjo yang tak pernah tuntas, meletusnya gunung sinabung di Sumatra utara,
banjir di kota-kota, sampai kecelakaan air asia. Lalu, bagaimana sikap kita
sebagai manusia mendapati kenyataan demikian?
Apakah
kita akan terus menutup mata?
Apakah
kita akan terus menutup telinga?
Apakah
kita akan terus berdiam diri dan berpura-pura tidak tahu?
Tentu
saja sebagai manusia, kita tidak boleh berbuat demikian. Kita adalah mereka,
mereka adalah saudara kita. Lantas apa yang harus kita lakukan? Jawabannya
adalah: Membantu sesama.
Membantu
sesama sebagai wujud sikap kita berempati pada mereka, sebagai wujud diri kita
memiliki tenggang rasa pada mereka.
Apa
yang bisa kita lakukan untuk mereka?
Ulurkan
kebaikan kita, apapun yang kita dermakan itu lebih baik daripada membutakan
diri dan menulikan diri dari mereka. Makanan minuman, pakaian, obat-obatan,
buku-buku, dan motivasi dari kita, itu yang mereka perlukan.
Ingatkah
kita? Tidak sempurna iman seseorang sampai ia mencintai orang lain, seperti ia
mencintai dirinya sendiri. Jadi mari kita tanam dalam diri kita, rasa empati
pada sesama, mulai dari diri sendiri, mulai dari hal yang kecil, dan mulai dari
sekarang juga.
Berlaku
tenggang rasa atau berempati pada sesama, akan menjadikan hidup kita indah dan
berkah, menuju Indonesia yang bermartabat dan Berjaya.
Dewan Juri yang saya hormati, bapak ibu
guru yang saya cintai, dan teman-teman yang saya banggakan. Sekian uraian dari
saya, mohon maaf atas kekurangan. Semoga bermanfaat, wassalamualaikum wr. wb.