13 Januari 2016

Terbaik

Standard
Menjadi pemeran utama kadang tak enak, bahkan bisa menjadi beban pula.
Padahal kita sejatinya satu-satunya, pemegang lakon utama panggung hidup kita sendiri, bukan?
Selepas wisuda kemarin tanggal 15 Desember 2015, kemarin? bukannya hari ini sudah Januari tengah Bu?---kehidupan masih belum bnayak berubah, masih tetap sama, ya sama berjalan, sesuai tatanannya...
Satu-satunya yang berubah adalah status seorang sahabat, asalnya lajang menjadi "sudah menggenap".
Lagi-lagi membahas ini Zet?
Sebenarnya sudah sangat giung dengan tema menggenap, tetapi baiklah menjadi tetap bersikap netral.
Oktober lalu, setahun lalu, sempat ingin memberikan kesempatan pada seseorang untuk menjalani proses yang serius, tetapi desember awal kemarin, proses itu dengan penuh kesadaran sepenuhnya kuhentikan, lalu mengapa?
Pada mulanya seorang itu datang dengan maksud mulia, menggenapi.
Lalu i'tikad itu mulai berpudar seiring waktu, tak kunjung pula ia menentukan sikap, yang jelas ia malah meminta belajar bersama.
Bukan hanya belajar bersama, seolah aku pun mesti terus berkomunikasi dengannya.
Demi Allah, bukan itu yang diinginkan oleh hatiku.
Maka tak boleh ada yang bertentangan dengan syariat sesuai yang kupahami, walaupun seringnya ia berkali-kali mengatakan agama itu luwes.
Namun maaf, untuk masalah satu ini, keluwesan itu tak berlaku.

Aku benar-benar menginginkan keberkahan, jalan yang berkah, jika harus menyakiti diri sendiri pun, tak mengapa.
Jalan itu terus kulalui, seiring waktu....
Semoga Allah menggantinya dengan yang lebih baik, dan semoga niat ia menggenap menyampaikannya pula pada orang yang lebih baik daripada diriku yang fakir ilmu, fakir amal ini, dan lebih siap tentunya.

Januari menjelang, dan sempat pula menatapnya dengan sedikit ragu, "Allah ampuni atas ketidak mampuan diri melakukan yang terbaik".

Yang kupahami itulah yang mesti kujalani.


0 komentar:

Posting Komentar