Jika waktunya tiba aku ingin hati merana, rutinitas yang memaksa dan menyita setiap perhatian, ya aku terjebak pada keadaan yang sekarang amat menekan ini. Yakinlah jika keadaan seperti ini sangat memberi manfaat. Saya amat yakin hal ini yang terbaik untuk hidup. Tugas kuliah yang bertumpuk-tumpuk, tugas organisasi kampus yang membutuhkan penyelesaian, ah andai waktu hanya aku habiskan untuk mengeluh, tiada gunanya.
Aku harus semangat sekeras apapun hantaman yang ada dihadapan ini, serumit apapun problematik ini, aku tetap semangat. Ikhtiar, berbaik sangka pada Allah dan manusia, berdoa dan tentu saja bersyukur jauh lebih membuat hati nyaman. Namun seandainya ujian ini amat perih, sabar ya kesabaran yang saya perlukan. Seperti kejadian tadi pagi, ketika sebuah rencana telah tersusun rapi, dan sunguh diluar dugaan yang membuat janji tak kunjung datang, amat mengesalkan bukan, apalagi jika pengundurannya hampir satu jam. jika dilihat secara lahir tentu saja hal ini hanya akan membuat menggerutu dengan ungkapan-ungkapan menyakitkan, namun apabila dilihat dengan sudut pandang lain, ya ya ya mungkin Allah tengah menuji sedikit kesabaran kita.
Ya Allah, rutinitas hidup ini sungguh hampa jika tanpa kendali mengingat Mu, sungguh amat kosong jika aku menjauh dari Mu. Ya Rabb, ampuni kedua tangan, mata telinga, kaki, dan tubuh ini yang amat sedikit dalam mengingat mu, ketika hamba malah sibuk dengan rutinitas dan pekerjaan yang bertumpuk-tumpuk, ya Allah sedang aku sadar apa tugas hamba di dunia ini.
Doa sayyidah Fatimah, "Ya Allah sibukkan aku dengan tugas yang Engkau pikulkan saat penciptaanku, dan jangan sibukkan aku dengan hal lain."
Dengan keadaan ku saat ini penuh tanda tanya apa yang akan Allah perbuat esok hari kepadaku, aku percaya ya Allah, Engkau maha baik maha adil maha pengampun dan tentu saja Maha Kaya. Sampaikan salam hamba ya Rabb pada kekasih Engkau, Rosululloh Muhammad SAW.
Aku akan terbiasa perih, aku akan terbiasa berjuang, aku akan terbiasa mencintai orang yang menyakiti, aku akan terbiasa mendoakan orang yang mendzolomi, aku akan terbiasa tersenyum ketika sangat sakit, aku akan terbiassa menghela napas dalam ketika amat marah, aku akan terbiasa melakukan yang terbaik saat semua orang mencela, aku akan terbiasa semangat saat semua orang meragukanku, aku akan senantiasa ceria saat hatiku hancur tertolak gagal. Aku tahu kesuksesan bukanlah apa yang hendak dan telah dimiliki (karena hak kepemilikan mutlak milik Nya), namun adalah ketika aku tangguh dan tegar dalam menghadapi dan menjalani hidup. Kebahagiaan itu datang setelah sulit, cahaya datang setelah gelap pekat, dan rahmat Mu datang saat aku berusaha sebenar-benarnya patuh pada Mu..... Oh sungguh impianku adalah saat aku tertidur dan bangun dengan sapaan bidadari bermata jeli. Ya Allah biasakan hatiku untuk selalu bekerja keras namun lembut hati, biasakan pikirku untuk mendalami keagungan Mu, dan akhir catatan ini aku berdoa semoga ayah tercinta Odong bin Abdullah, Engkau ampuni dosanya, ditempatkan pada tempat yang lapang luas dan terang benderang dengan ampunan dan rahmat Mu duhai Allah yang maha mencintai makhluk-makhlu ciptaan Nya. "Allohummagfirli dunubi waliwalidayya warhamhuma kama Rabbayani soghiro". Aamiin.
0 komentar:
Posting Komentar