30 Desember 2013

A

Standard
"Kita dapat nilai apa ya untuk listening?" "Kayanya C deh." Kita sedang pesimis, dan hanya tangan Tuhan yang bisa kami harapkan. Setelah sadar bahwa selama ini usaha kita belum maksimal, terus minta hasil maksimal ke Tuhan. Malu, sangat malu. Bagaimana ya caranya biar Tuhan mau memaksimalkan hasil sok padahal usaha kita tidak sebanding? Hubungi ibunya biar dapat tugas tambahan saja? Ah,...

Annisa Zahraa

Standard
Seharusnya malam ini ia terpejam. Tapi musik di rumah sebelah membangunkan. Ada apa ini? Mengapa malam-malam begini begitu ramai? Ia melihat jam dinding tua di sudut ruangan, waktu masih menunjukan pukul dua dini hari. Masih malam, tapi mengapa begitu ramai di luar sana? Ada apa gerangan? Tiba-tiba ia merasa kedinginan. Selimut tebalnya berada tepat dibawah kakinya. Ah, ia kembali bergumul dengan...

Menulis dan Cinta

Standard
"Sebegitu cintakah engkau pada menulis?" Benar, saya mencintainya. Dalam keterbatasan saya mencintainya. Ada banyak kemelut yang menggerogoti otak ini, dan bahkan hampir-hampir kepala ini pecah. Menulis adalah meledakkan semua kemelut itu. Meskipun pada awalnya pemikiran ini rumit, sangat kompleks, seperti benang kusut, maka dengan menulis dengan satu kali ledakan: Darrrrrrrrrrrrrr semua beres! Aku...

Lantas Salah Siapa?

Standard
Siapa di dunia ini yang ingin disalahkan? Sama sekali tidak ada. Bahkan semut kecil atau nyamuk kurus yang menggigit diam-diam tidak mau disalahkan. Maka wahai manusia, yang dengan Cinta_Nya, Ia karuniakan padamu hati untuk merasa: Berhentilah menyalahkan diri sendiri atas orang lain atas apa yang telah menimpamu. Semangat, orang lain hanya bisa berkata sedang kamu sendiri yang akan memutuskan untuk...

20 Desember 2013

Ijinkan

Standard
Ijinkan malam ini kubertutur dengan jujur, entah bintang akan percaya atau tidak. Karena malam ini kelabu, amat kelabu. Bukan karena sedang bersendu, namun kelabu karena ia tengah rindu. Rindu kembali pada jalan Allah yang indah. Jalan Allah mungkin sulit, tapi hati yang lapang akan paham. Bahwa ada keindahan dibalik durinya mawar, bahwa ada kesejukan dibalik kabut pagi. Sungguh hanya hati yang...

13 Desember 2013

Penantian itu Perlu Sabar

Standard
Benar, penantian itu perlu sabar. Ketika cerpen-cerpen itu telah diedit semampunya. Kini tersendat di penerbitan. Entahlah, bagaimana ini bisa terjadi. Kesal, hanya sesal. "Iya, nanti dikirim dulu ya, lay outnya." Tapi gak muncul-muncul juga diemail. Aduhh, zahraa ayo belajar memancing, biar lebih sabar :) Antologi cerpen ayooolah lahir, daku tak sabar ...

Berjalanlah

Standard
Wahai Zahraa yang hatinya lembut, berjalanlah kedepan, biarkan hatimu yang memimpin. Luka karena tusukan tak usah kau hiraukan atau cubitan yang menyesakkan usahlah buatmu gulana Ada air tawar segar yang tersedia disana Ada anggur segar yang manis Tersenyumlah zahraa Bintang disana tak ingin kau luka Malam pun tak beranjak jika kau muram Tersenyumlah dan lepaskan penatmu. Biar lisan tetaplah berkata...