Benar, penantian itu perlu sabar. Ketika cerpen-cerpen itu telah diedit semampunya. Kini tersendat di penerbitan. Entahlah, bagaimana ini bisa terjadi.
Kesal, hanya sesal. "Iya, nanti dikirim dulu ya, lay outnya."
Tapi gak muncul-muncul juga diemail.
Aduhh, zahraa ayo belajar memancing, biar lebih sabar :)
Antologi cerpen ayooolah lahir, daku tak sabar T_T
Penantian itu Perlu Sabar
StandardRelated Posts:
Terlahir lagi dengan Lagu Kematian Sudah sejak 2 tahun lalu, aku vakum menulis cerpen, dulu masa yang membanggakan mungkin, 2012. saat beberapa kali cerpen-cerpen itu dimuat di media l… Read More
Menulis (lagi) Menulis adalah pekerjaan halus, ia terjadi dalam diam, duduk tanpa berkata-kata, hanya berkutat dengan pemikiran, mengheningkan diri dari… Read More
Gejolak Berapa hebat gejolak yang terjadi? Entah mengapa selalu ada harapan. Kita akan terus berjalan seiring harapan akan terjadi kemungkinan-kemungkinan… Read More
Melepaskan Rasa Rendah DiriAku pernah berkata ingin menjadi rumput saja yang tenang, tanpa melakukan apapun aku akan bahagia dan tidak mengapa terinjak sekalipun aku bertahan, a… Read More
Pencitraan? Aneh, aneh sekali, saya terjangkit senang menulis di blog. Mari kita mulai lagi menulis dengan tanpa melirik. Sudah siap Zahraa? Belum, belum siap. … Read More
0 komentar:
Posting Komentar