Pernah jalan-jalan ke alun-alun Ciamis?
Maksud aku pernah singgah sebentar atau sengaja kumpul-kumpul
di Taman Raflesia alun-alun Ciamis?
Sebenarnya aku pun tidak sengaja berencana datang kesini: hanya
untuk menikmati susana taman.
Oke, Tangal 23/1/14.
Sebelumnya aku memiliki janji bertemu dengan kakak Dyah Ayu
P. (Teh Citraresmi) untuk mengambil hard file, LPJ (Laporan Pertanggung
Jawaban) Aksara tahun sebelumnya, dan tempatnya kebetulan di alun-alun Ciamis.
Berhubung agenda diriku, tanggal 02 Pebruari 2014 ini akan
melakukan Mudat (Musyawarah Adat) untuk kepengurusan angkatan aku, ya harus
punya pembanding dan referensi bagaimana laporan pertanggung jawaban tahun
sebelumnya.
Jam 13.00 aku dan seorang teman-Miftahul Hasanah- meluncur
dengan tecno merah seperti biasa menuju ciamis. Sumpah ini adalah perjalanan
pertama saya ke Ciamis dengan mengendarai motor.
Kukira jauh, jauh sangat, tenyata 40 menitan kami sudah bisa
sampai disana. Tentu dengan keadaan yang menghawatirkan, teman saya marah-marah
karena diajak ngebut. PEACE ya, hehehe.
Tadinya, beliau mau menemani karena ini akan dijadikan
moment jalan-jalannya,”Tapi kok malah diajak tarung nyawa!”
Busyet dah, karena dikira jauh tadi, aku bawa motor dengan
kecepatan rata-rata 60 km/jam, biasa kok, hanya saja kondisi jalan yang
kadang-kadang gak rata, membuat temanku pegal-pegal.
Keadaan jalan yang lebar dan cukup mulus membuatku melaju
dengan kencang tanpa hambatan, meski kadang salip sana sini. Seperti main
games, menyenangkan pokoknya. Juga kadang harus rem mendadak, atau temanku
dibelakang nyubit terus, atau pukul-pukul pundak, O mak!
Sampai disana kurang lebih jam 14.00 WBBI.
“Eh dimana sih alun-alunnya?”
“Aeh, aeh teteh… ini alun-alun, ayo belok kanan, belok kanan!”
temanku berteriak.
Teriakannya dibawa angin namun aku tetap bisa mendengarnya,
jelas saja ia berteriak dekat telingaku kok.
“Eh parkirnya dimana nih?”
“Noh, parkirnya di sisi taman.”
“Emang boleh?”
“Boleh, tuh banyak yang parkir juga.”
Uwoow, ternyata boleh parkir di pinggir jalan, sepanjang
taman. Aman apa tidak ya?
Kami menyimpan helm di atas motor dan berharap aman-aman
saja, kami titipkan pada Allah deh.
Haikh foto-foto dulu yukh!
Sebelum beraktivitas apapun- nikmatin dulu moment-, ini dia
kebiasaanku, saat sampai disebuah tempat aku akan menarik nafas dalam-dalam,
dan mengeluarkannya perlahan, nikmat sekali, bahagia sekali.
Syukur yang tiada
putus. Angin Ciamis menyapa ramah, wilujeng sumping neng geulis!
Lima menit kemudian Kakakku yang cantik ini muncul jua,
setelah sebelumnya kontek-kontek:
“Dimana posisi mu say?”
“Taman Teh, depan Toko Jakarta.”
“Oke, wait…”
Senang sekali bersilaturahim dengan beliau. Kami sempat
berfoto dengan LPJ yang beliau berikan.
Ketika sedang berfoto-foto aku baru sadar : oh ini namanya
bukan alun-alun Ciamis, tapi Taman Raflesia.
Alamak! Oh jadi ini Taman Raflesia
itu, pantesan aja ikon utamanya bunga raflesia. Eh tapi kenapa warnanya ungu
ya? Ada yang tahu?
Selesai berfoto, aku biasa berkeliling untuk menikmati
setiap detail taman ini. Kakakku dan Temanku asyik mengobrol berdua, romantic
mereka!
Ada banyak hal yang kutemukan di taman ini, dari yang
bagusnya sampai yang jeleknya, ini hanya berdasarkan kaca mata manusia yang
memang matanya terhalang tembok alias terbatas.
Jika membandingkan dengan alun-alun Tasikmalaya, aku lebih
senang duduk di sini.
Adem, aku berharap Tasikmalaya -yang kini tengah menata- tamannya akan jauh melampaui Taman Raflesia
ini. Jika Taman Raflesia dominasi warna ungu, Tasikmalaya biru-kuning.
Di sini, tempat sampah bisa ditemukan dimana-mana. Rapi
sekali. Organik dan nonorganic.
Selain itu taman ini juga bisa dijadikan tempat bermain
anak-anak, aman. Sekalipun main bola. Tidak khawatir bolanya loncat ke jalan.
Karena tempatnya luas.
Rumputnya hijau menggoda, pengunjung bisa duduk bisa di
bawah pohon rindang, atau kursi-kursi yang telah disediakan.
Di sekitar ikon utama (bunga raflesia) sekelilingnya ada
hamparan batu-batu. Bisa dijadikan wahana untuk olahraga -batu-batunya bisa
dijadikan sebagai relaksasi kaki yang pegal.
Keren deh pokoknya.
Setelah selesai kuberkeliling dan aku kembali bergabung dengan mereka berdua. Obrolan yang
ternyata cukup berat, temanku bertanya-tanya tentang penelitian, tentang dosen
yang biasanya jadi favorit mahasiswa untuk bimbingan skripsi, tentang buku apa
saja yang harus dan wajib dimiliki mahasiswa, pokoknya diskusi berat! Haha.
“Sugiyono, metode penelitian”
“Oke, ada lagi Teh?”
“Suharsimi, Evaluasi..”
“Punya Teh, tapi foto-copy-annya.”
“Hahaha, sama.”
Beuh, ternyata kita dari dulu sama, budaya memoto-copy-buku
orang. Untung gak di tangkap.
Ketika asik berbincang, aku menyelip dengan sedikit kurang
ajar, foto bareng dulu yuk.
Eh, ternyata mereka malah lebih narsis.
Saat sedang asik berbincang -selesai narsis no anarkis-
seorang bapak menghampiri. Waduh, pertamanya basa-basi, sampai menanyakan Nama
dan no kontak kami semua.
“Annisa Zahraa pak,” jawabku.
Eh tahunya beliau nanya-in blog.
Blognya, “eli-nurlela.blogspot.com”
“Nah itu nama aslinya ya?”
Aku gak niat bohong kok pak. Beneran itu nama penaku, aku udah
dapat sertifikat Aksara untuk dapat nama itu, panas-panasan seharian pas
dilantik dulu.
Aku tidak atahu apa maksud sebenarnya bapak ini, karena
beliau bertanya komunitas dan lain sebagainya. Sampai mengenalkan sebuah
komunitas “XXXX” aku lupa lagi.
Saya sempat membidik beliau, dan bilang, “Ijin ya pak, mau
bikin artikel.”
Beliau seperti enggan, tapi wong udah di jepret, ampun pak!
Kemudian diskusi menagapa kita kuliah? Sampai aku merasa
percakapan ini sudah terlampau jauh, karena hari sudah sore dan aku harus
kembali ke Tasikmalaya. Serta langit sudah mendung, dengan terpaksa saya
berkata, “Bapak maafkan, kami harus pulang ke Tasik. Takutnya turun hujan.”
Bapak itu mengangguk dengan ramah. Mudah-mudahan bertemu
dilain waktu ya pak, lanjut hatiku.
Kami pulang, ternyata parkirnya GRATIS. Sebelumnya temanku
minta di foto sebagai foto terakhir dengan latar masjid agung Ciamis. Hahah,
ada-ada aja.
Tidak sempat beli makanan atau
minuman. Kami langsung pulang.
Semoga lain waktu aku bisa share lagi catatan perjalanan.
Doakan saja semoga selalu diberi kekuatan dan kesehatan juga kesempatan.
Oh ia, malamnya aku kirim pesan ke Kakakku Citraresmi, merasa
sangat bersalah, karena meninggalkan
beliau berdua dengan bapak yang itu, takut terjadi apa-apa. Ya, meskipun
bapaknya baik, kan tetap mesti waspada. Orang belum dikenal.
“Teteh bagaimana tadi, aman? Makasih ya teteh LPJ nya.”
“Aman. Tadi MLM. Sama-sama.”
Aku terpingkal:bukan menertawakan MLMnya, namun geli dengan
si Bapaknya. Ya, taman adalah salah satu tempat untuk bertemu orang baru yang
bisa kau ajak untuk berbisnis. Tapi bapak tadi kok muter-muter ya ngobrolnya.
Padahal kalau to the point, kami paham!
_________________Tetttt, stop! Positif
Think!____________________________
Menulislah dengan gayamu, dan berjalanlah dengan perlahan,
setiap perjalanan ada hati yang menyertai untuk memahami. Keep happy!
*Bahagia itu sederhana, AZ.
Catatan ini ditulis, @AULA UPI TASIKMALAYA.
AKU CINTA UPI.
UPI BAGI KAMI ADALAH RUMAH!
0 komentar:
Posting Komentar