23 Januari 2014

Annisa Zahraa: Catatan Perjalanan (Taman Raflesia)

Standard


Pernah jalan-jalan ke alun-alun Ciamis?
Maksud aku pernah singgah sebentar atau sengaja kumpul-kumpul di Taman Raflesia alun-alun Ciamis?

Sebenarnya aku pun tidak sengaja berencana datang kesini: hanya untuk menikmati susana taman.
Oke, Tangal 23/1/14.
Sebelumnya aku memiliki janji bertemu dengan kakak Dyah Ayu P. (Teh Citraresmi) untuk mengambil hard file, LPJ (Laporan Pertanggung Jawaban) Aksara tahun sebelumnya, dan tempatnya kebetulan di alun-alun Ciamis.
Berhubung agenda diriku, tanggal 02 Pebruari 2014 ini akan melakukan Mudat (Musyawarah Adat) untuk kepengurusan angkatan aku, ya harus punya pembanding dan referensi bagaimana laporan pertanggung jawaban tahun sebelumnya.
Jam 13.00 aku dan seorang teman-Miftahul Hasanah- meluncur dengan tecno merah seperti biasa menuju ciamis. Sumpah ini adalah perjalanan pertama saya ke Ciamis dengan mengendarai motor.
Kukira jauh, jauh sangat, tenyata 40 menitan kami sudah bisa sampai disana. Tentu dengan keadaan yang menghawatirkan, teman saya marah-marah karena diajak ngebut. PEACE ya, hehehe.
Tadinya, beliau mau menemani karena ini akan dijadikan moment jalan-jalannya,”Tapi kok malah diajak tarung nyawa!”
Busyet dah, karena dikira jauh tadi, aku bawa motor dengan kecepatan rata-rata 60 km/jam, biasa kok, hanya saja kondisi jalan yang kadang-kadang gak rata, membuat temanku pegal-pegal.
Keadaan jalan yang lebar dan cukup mulus membuatku melaju dengan kencang tanpa hambatan, meski kadang salip sana sini. Seperti main games, menyenangkan pokoknya. Juga kadang harus rem mendadak, atau temanku dibelakang nyubit terus, atau pukul-pukul pundak, O mak!
Sampai disana kurang lebih jam 14.00 WBBI.
“Eh dimana sih alun-alunnya?”
“Aeh, aeh teteh… ini alun-alun, ayo belok kanan, belok kanan!” temanku berteriak.
Teriakannya dibawa angin namun aku tetap bisa mendengarnya, jelas saja ia berteriak dekat telingaku kok.
“Eh parkirnya dimana nih?”
“Noh, parkirnya di sisi taman.”
“Emang boleh?”
“Boleh, tuh banyak yang parkir juga.”

Uwoow, ternyata boleh parkir di pinggir jalan, sepanjang taman. Aman apa tidak ya?
Kami menyimpan helm di atas motor dan berharap aman-aman saja, kami titipkan pada Allah deh.
Haikh foto-foto dulu yukh!
Sebelum beraktivitas apapun- nikmatin dulu moment-, ini dia kebiasaanku, saat sampai disebuah tempat aku akan menarik nafas dalam-dalam, dan mengeluarkannya perlahan, nikmat sekali, bahagia sekali. 
Syukur yang tiada putus. Angin Ciamis menyapa ramah, wilujeng sumping neng geulis!
Lima menit kemudian Kakakku yang cantik ini muncul jua, setelah sebelumnya kontek-kontek:
“Dimana posisi mu say?”
“Taman Teh, depan Toko Jakarta.”
“Oke, wait…”
Senang sekali bersilaturahim dengan beliau. Kami sempat berfoto dengan LPJ yang beliau berikan. 

Ketika sedang berfoto-foto aku baru sadar : oh ini namanya bukan alun-alun Ciamis, tapi Taman Raflesia. 
Alamak! Oh jadi ini Taman Raflesia itu, pantesan aja ikon utamanya bunga raflesia. Eh tapi kenapa warnanya ungu ya? Ada yang tahu?
Selesai berfoto, aku biasa berkeliling untuk menikmati setiap detail taman ini. Kakakku dan Temanku asyik mengobrol berdua, romantic mereka!



Ada banyak hal yang kutemukan di taman ini, dari yang bagusnya sampai yang jeleknya, ini hanya berdasarkan kaca mata manusia yang memang matanya terhalang tembok alias terbatas.
Jika membandingkan dengan alun-alun Tasikmalaya, aku lebih senang duduk di sini.
Adem, aku berharap Tasikmalaya -yang kini tengah menata-  tamannya akan jauh melampaui Taman Raflesia ini. Jika Taman Raflesia dominasi warna ungu, Tasikmalaya biru-kuning.
Di sini, tempat sampah bisa ditemukan dimana-mana. Rapi sekali. Organik dan nonorganic. 


Selain itu taman ini juga bisa dijadikan tempat bermain anak-anak, aman. Sekalipun main bola. Tidak khawatir bolanya loncat ke jalan. Karena tempatnya luas.
Rumputnya hijau menggoda, pengunjung bisa duduk bisa di bawah pohon rindang, atau kursi-kursi yang telah disediakan.

Di sekitar ikon utama (bunga raflesia) sekelilingnya ada hamparan batu-batu. Bisa dijadikan wahana untuk olahraga -batu-batunya bisa dijadikan sebagai relaksasi kaki yang pegal.

Keren deh pokoknya.
Setelah selesai kuberkeliling dan aku kembali  bergabung dengan mereka berdua. Obrolan yang ternyata cukup berat, temanku bertanya-tanya tentang penelitian, tentang dosen yang biasanya jadi favorit mahasiswa untuk bimbingan skripsi, tentang buku apa saja yang harus dan wajib dimiliki mahasiswa, pokoknya diskusi berat! Haha.
“Sugiyono, metode penelitian”
“Oke, ada lagi Teh?”
“Suharsimi, Evaluasi..”
“Punya Teh, tapi foto-copy-annya.”
“Hahaha, sama.”
Beuh, ternyata kita dari dulu sama, budaya memoto-copy-buku orang. Untung gak di tangkap.
Ketika asik berbincang, aku menyelip dengan sedikit kurang ajar, foto bareng dulu yuk.

Eh, ternyata mereka malah lebih narsis.
Saat sedang asik berbincang -selesai narsis no anarkis- seorang bapak menghampiri. Waduh, pertamanya basa-basi, sampai menanyakan Nama dan no kontak kami semua.
“Annisa Zahraa pak,” jawabku.
Eh tahunya beliau nanya-in blog.
Blognya, “eli-nurlela.blogspot.com”
“Nah itu nama aslinya ya?”
Aku gak niat bohong kok pak. Beneran itu nama penaku, aku udah dapat sertifikat Aksara untuk dapat nama itu, panas-panasan seharian pas dilantik dulu.
Aku tidak atahu apa maksud sebenarnya bapak ini, karena beliau bertanya komunitas dan lain sebagainya. Sampai mengenalkan sebuah komunitas “XXXX” aku lupa lagi.
Saya sempat membidik beliau, dan bilang, “Ijin ya pak, mau bikin artikel.”
Beliau seperti enggan, tapi wong udah di jepret, ampun pak!


Kemudian diskusi menagapa kita kuliah? Sampai aku merasa percakapan ini sudah terlampau jauh, karena hari sudah sore dan aku harus kembali ke Tasikmalaya. Serta langit sudah mendung, dengan terpaksa saya berkata, “Bapak maafkan, kami harus pulang ke Tasik. Takutnya turun hujan.”
Bapak itu mengangguk dengan ramah. Mudah-mudahan bertemu dilain waktu ya pak, lanjut hatiku.
Kami pulang, ternyata parkirnya GRATIS. Sebelumnya temanku minta di foto sebagai foto terakhir dengan latar masjid agung Ciamis. Hahah, ada-ada aja.

Tidak sempat beli makanan atau minuman. Kami langsung pulang.              
Semoga lain waktu aku bisa share lagi catatan perjalanan. Doakan saja semoga selalu diberi kekuatan dan kesehatan juga kesempatan.
Oh ia, malamnya aku kirim pesan ke Kakakku Citraresmi, merasa sangat bersalah, karena  meninggalkan beliau berdua dengan bapak yang itu, takut terjadi apa-apa. Ya, meskipun bapaknya baik, kan tetap mesti waspada. Orang belum dikenal.
“Teteh bagaimana tadi, aman? Makasih ya teteh LPJ nya.”
“Aman. Tadi MLM. Sama-sama.”
Aku terpingkal:bukan menertawakan MLMnya, namun geli dengan si Bapaknya. Ya, taman adalah salah satu tempat untuk bertemu orang baru yang bisa kau ajak untuk berbisnis. Tapi bapak tadi kok muter-muter ya ngobrolnya. Padahal kalau to the point, kami paham!
_________________Tetttt, stop! Positif Think!____________________________
Menulislah dengan gayamu, dan berjalanlah dengan perlahan, setiap perjalanan ada hati yang menyertai untuk memahami. Keep happy!

*Bahagia itu sederhana, AZ.
Catatan ini ditulis, @AULA UPI TASIKMALAYA. 
AKU CINTA UPI. UPI BAGI KAMI ADALAH RUMAH!

0 komentar:

Posting Komentar