1 Januari 2014

Cerita Perjalanan

Standard


Jumat siang ini kami bertiga, ana Eli denga dua orang teman seperjuangan ukhti Vira dan Uhkti Nurmalasari terpilih tepatnya ditunjuk untuk mewakili Kamda Tasikmalaya go to UPI Bumi Siliwangi. Hanya bermodalkan niat dan tekad yang kuat alhamdulilah akhirnya tepat pukul 18.00 kami tiba di terimanl Caheum, kemudian salat di mesjid Al-Muttaqin, hingga bertemu dengan saudara seperjuangan lain para kader tutorial dari Kamda Sumedang, terasa sekali ketika ia bersalaman dan memeluk kami satu persatu.

 Rasa lelah yang mendera tak dijadika alasan untuk melanjutkan perjalanan menuju Setia Budi, namun ternyata kami harus lebih sabar, angkot yang akan membawa kami  tak mau beranjak dari tempat sebelum penuh dengan penumpang, dan tepat seperti itu ana jadi tersentuh sungguh dengan kehidupan kota di malam hari, hiruk pikuk, bunyi klakson dimana-mana, lalu lalang orang berseliweran entah apa yang tengah diburu, dan sang supir masih terus melantangkan suara untuk menarik perhatian penumpang, ledeng bu, ledeng pa, ledeng neng.......!

Ya Rabb, kehidupan ini teramat singkat, namun kami para hamba tak sadar itu, selalu sibuk dengan berbagai urusan. Hingga sampai malam pun, ketika engkau membuat hari jadi gelap, agar manusia beristirahat dan mengingat Mu, semua malah berpaling, adakah aku diantaranya seperti itu, ampuni hamba ya Allah.

Lima belas menit kemudian, sang supir mulai memasukan gigi, menginjak pedal gas dan sang baja hijau pun meluncur diantara ratusan kendaraan lain yang seolah berebut lahan untuk mengadu kecepatan.  Meski terkadang dikejutkan dengan lampu merah atau sepeda motor yang memaksa meminta jatah lahan untuk menyalip. Sungguh perjuangan berkendara di malam hari.

Sepanjang jalan ana tak henti mengamati setiap liku tikungan dan elok gemerlap lampu yang menyihir terang benderang. Hingga tak sadarkan jika gerbang utama UPI Bumsil telah ana lewati, dengan lantang ana berteriak kiri-kiri-kiri..! sang supir terkejut dan meminggirkan mobilnya dengan segera, kami loncat cepat dari angkot. Setelah transaksi selesai kami melangkah masuk ke dalam kampus. Tepat sekali yang pertama kami buru adalah Mesjid Al-Furqon. Di halaman yang luas ini kami bertiga berucap syukur yang tak terhingga, “Ya Allah thank you for your kinds, we was arrived!”

Kedatangan kami disambut baik oleh salah seorang pengurus tutorial di Bumsil, Ukhti Tri, mengajak kami salat isya berjamaah dan akhirnya membawa kami untuk menginap disalah satu temannya, daerah Darut Tauhid. Selain ukhti Tri yang mengantar kami adalah ukhti Resti, ya Allah ukhuwah ini sangatla indah. Ketika kami sampai disalahsatu pintu rumah, dari dalam terdengar seseorang memutar kunci kemudian menyeringai ramah, Ukhti Adel yang memberi kami tumpangan untuk memejamkan mata ini sangatlah ramah, ia tidak mengerti basa Sunda melainkan sedikit, seperti ucapan “nuhun” dan “mangga”.

Ya Allah terimakasih untuk perjalanan hari ini, ana bisa tidur dengan nyamannya, sungguh Engkau yang maha baik dan Penyayang. I Love You Allah. Aamiin.

(Entah tanggal berapa, catatan ini ditulis. Tapi setidaknya ada kenangan yang tak ingin dilupakan)
^^Az.

0 komentar:

Posting Komentar