Jumat siang ini kami bertiga, ana Eli denga dua
orang teman seperjuangan ukhti Vira dan Uhkti Nurmalasari terpilih tepatnya
ditunjuk untuk mewakili Kamda Tasikmalaya go to UPI Bumi Siliwangi. Hanya
bermodalkan niat dan tekad yang kuat alhamdulilah akhirnya tepat pukul 18.00
kami tiba di terimanl Caheum, kemudian salat di mesjid Al-Muttaqin, hingga
bertemu dengan saudara seperjuangan lain para kader tutorial dari Kamda
Sumedang, terasa sekali ketika ia bersalaman dan memeluk kami satu persatu.
Rasa lelah
yang mendera tak dijadika alasan untuk melanjutkan perjalanan menuju Setia
Budi, namun ternyata kami harus lebih sabar, angkot yang akan membawa kami tak mau beranjak dari tempat sebelum penuh
dengan penumpang, dan tepat seperti itu ana jadi tersentuh sungguh dengan
kehidupan kota di malam hari, hiruk pikuk, bunyi klakson dimana-mana, lalu
lalang orang berseliweran entah apa yang tengah diburu, dan sang supir masih
terus melantangkan suara untuk menarik perhatian penumpang, ledeng bu, ledeng
pa, ledeng neng.......!
Ya Rabb, kehidupan ini teramat singkat, namun kami
para hamba tak sadar itu, selalu sibuk dengan berbagai urusan. Hingga sampai
malam pun, ketika engkau membuat hari jadi gelap, agar manusia beristirahat dan
mengingat Mu, semua malah berpaling, adakah aku diantaranya seperti itu, ampuni
hamba ya Allah.
Lima belas menit kemudian, sang supir mulai
memasukan gigi, menginjak pedal gas dan sang baja hijau pun meluncur diantara
ratusan kendaraan lain yang seolah berebut lahan untuk mengadu kecepatan. Meski terkadang dikejutkan dengan lampu merah
atau sepeda motor yang memaksa meminta jatah lahan untuk menyalip. Sungguh
perjuangan berkendara di malam hari.
Sepanjang jalan ana tak henti mengamati setiap liku
tikungan dan elok gemerlap lampu yang menyihir terang benderang. Hingga tak
sadarkan jika gerbang utama UPI Bumsil telah ana lewati, dengan lantang ana
berteriak kiri-kiri-kiri..! sang supir terkejut dan meminggirkan mobilnya
dengan segera, kami loncat cepat dari angkot. Setelah transaksi selesai kami
melangkah masuk ke dalam kampus. Tepat sekali yang pertama kami buru adalah
Mesjid Al-Furqon. Di halaman yang luas ini kami bertiga berucap syukur yang tak
terhingga, “Ya Allah thank you for your kinds, we was arrived!”
Kedatangan kami disambut baik oleh salah seorang
pengurus tutorial di Bumsil, Ukhti Tri, mengajak kami salat isya berjamaah dan
akhirnya membawa kami untuk menginap disalah satu temannya, daerah Darut
Tauhid. Selain ukhti Tri yang mengantar kami adalah ukhti Resti, ya Allah
ukhuwah ini sangatla indah. Ketika kami sampai disalahsatu pintu rumah, dari
dalam terdengar seseorang memutar kunci kemudian menyeringai ramah, Ukhti Adel
yang memberi kami tumpangan untuk memejamkan mata ini sangatlah ramah, ia tidak
mengerti basa Sunda melainkan sedikit, seperti ucapan “nuhun” dan “mangga”.
Ya Allah terimakasih untuk perjalanan hari ini, ana
bisa tidur dengan nyamannya, sungguh Engkau yang maha baik dan Penyayang. I
Love You Allah. Aamiin.
(Entah tanggal berapa, catatan ini ditulis. Tapi setidaknya ada kenangan yang tak ingin dilupakan)
^^Az.
0 komentar:
Posting Komentar