Mari kita baca dan renungikan.
Ada seorang
teman yang murung ketika mata kuliah hampir selesai, kemudian saya
bertanya,”Ada apa, mengapa menangis?”, dia menjawab, “Saya mau pindah kampus,
gak kuat disini”, apa yang membuatnya tidak betah dengan kampus ini? Setelah
lama terdiam akhirnya dia mau bercerita bahwa kampus ini bukan pilihan dia, kampus
ini adalah pilihan kedua orang tuanya. “Saya terpaksa kuliah disini karena
kasihan sama orang tua”, kemudian dia begitu bersemangat menceritakan keinginan
dan harapannya masuk ke salah satu kampus terkenal dan mengambil jurusan
psikologi, dan diakhirnya ia menyalahkan ayah dan ibunya yang seolah
“mematahkan” impian-impiannya itu. Sahabat mengapa mengeluh dengan keadaan yang
kau jalani sekarang, begitu banyak yang ingin masuk perguruan tinggi ini,
mereka rela berlama-lama mengantri untuk membeli formulir meskipun pada
akhirnya tidak diterima atau mereka tercekat dalam kurangnya dana hingga tak
mampu melanjutkan.
Terkadang
kita merasa kehidupan begitu penat dengan pilihan-pilihan yang tak terduga.
Impian yang menjauh dan ketakberdayaan dalam meraih mimpi hingga merasa jatuh
lunglai ketanah. Ya, tahukah jika diluar sana banyak orang yang tak sempat
mengeluh karena waktu mereka habis untuk bekerja demi menyambung nyawa,
jangankan sekolah yang ada dalam benaknya adalah bagaimana esok makan. Tapi
sesungguhnya mereka punya harta karun yang terpendam dan terlupakan, ya mereka
masih memiliki mimpi, mimpi seperti kita saat ini. Bermimpi adalah kekuatan (dream is power), yang membuat orang
lemah menjadi kuat, menjadikan orang sengsara menjadi bahagia, menjadikan orang
tak punya menjadi besar harapan, itulah mimpi. Orang yang tidak berani bermimpi
adalah orang termiskin di dunia ini. Bermimpi itu milik semua orang, gratis tanpa
dikenakan biaya sepeser pun dan tak terbatas waktu maupun tempat. Seperti
celetuk seorang teman bahwa mimpi adalah dimensi penembus waktu, mimpi ibarat keinginan
dan harapan yang tak bisa dibendung kecuali oleh tangan-tangan takdir,
menghujam kedalam dada tak ternilai dan tak kadaluarsa.
Dengan
mimpi kita hidup, mimpi menghiasi hari-hari yang redup dan hampa, boleh jadi hari
ini hari yang kita lewati adalah mimpi-mimpi masa dulu yang tak disadari, kita
tak sadar karena disibukkan dengan mimpi-mimpi lain saat ini. Seperti seorang
anak SMA yang bermimpi menjadi seorang mahasiswa di salah satu Perguruan Tinggi
terkenal, dan sekarang ia telah berada ditengah-tengah kampus yang dulu ia
idam-idamkan. Tetapi ia tidak menyadarinya bahwa mimpi masa SMAnya telah terwujud,
karena ia terlalu bersibuk dengan mimpinya yang lain.
Tapi
sahabat ingatlah perbedaan mimpi dan angan-angan, janganlah engkau berani
bermimpi saja sedangkan engkau takut untuk mewujudkannya, itu ibarat ingin
melukis sebuah gambar pada kanvas tanpa koas dan cat. Mimpi yang kau sendiripun
bingung bagaimana mewujudkannya ibarat angan-angan atau mimpi dalam tidur yang
ketika terbangun kita lupa apa yang tadi diimpikan, kita terus berangan bebas
tanpa tahu jalan untuk merealisasikannya. Bagaimana seseorang bisa jadi
profesor tanpa belajar dan sekolah? Bagaimana seseorang mau keliling dunia jika
ia tak mau bergaul dan enggan berlayar? Semua memiliki jalannya
sendiri-sendiri.
Ada dua
resep utama agar kita bisa mencapai sukses. Beranilah bermimpi dan berani pula
mewujudkannya.
Ketika seorang
teman saya tanya, “Apa mimpi anda setelah lulus kuliah?”, ia menjawab, “Mimpi
saya tidak tinggi-tinggi cukup menjadi PNS saja”, lalu saya bertanya “Mengapa
anda tidak terpikir untuk bermimpi menjadi seorang profesor atau pengusaha
sukses?”, dan jawabannya sangat mengejutkan, adalah karena dia takut mimpi itu
tidak terwujud sehingga orang-orang di sekelilingnya mencemooh dan mengejeknya.
Sahabat melemahkan diri dengan persepsi diri anda sendiri adalah bahaya paling
menakutkan, mengapa anda takut padahal anda berhak mencapai semuanya jika anda
mau. Jangan biarkan kata-kata anda sendiri yang akan menghalangi terwujudnya
mimpi anda. Beranilah untuk bermimpi, sebagaimana Allah menyatakan dalam
firman-Nya, “Berdoalah kepadaku niscaya Aku perkenankan bagimu” (QS. 40: 60), jangan
khawatir mimpi mu tidak akan tercapai, jangan takut dengan penilaian manusia,
karena yang menentukan anda berhasil dalam mimpi anda adalah anda sendiri, ya
sahabat lah yang akan menentukan itu. Mimpi yang anda bangun pun jangan
terlepas dari melibatkan Allah SWT dalam menggapainya, sesungguhnya
tangan-tangan Allah tiada berlepas dari setiap yang diusahakan hambanya, melibatkan
Dia dalam mimpi adalah kekuatan yang dibangun dalam pondasi kokoh nan tegak.
Kita bermimpi tiada lain adalah dengan tujuan menggapai kebahagiaan dan
kesuksesan, sedang kita semua tahu bahwa pemilik kebahagiaan itu adalah Allah,
pemilik kesuksesan adalah Dia, lantas kita menjauh dari Nya? Apakah Dia akan
memberikan apa yang kita inginkan dan idamkan? Tidak. Maka dekatilah Dia,
libatkan dalam proyek mimpi anda, bersenandunglah untuk merayu ridha dan
karunia Nya yang berlimpah tiada putus-putus. Analoginya seperti seorang anak
yang ingin boneka, kemudian ia menyisihkan uang jajannya untuk ditabung demi
membeli boneka tersebut, ia menceritakan (baca: melibatkan) keinginannya
membeli boneka kepada orang tuanya. Ketika tabungannya sudah cukup banyak ia
hendak membelikan uang tersebut pada boneka yang sudah lama diidam-idamkannya, sayang
sekali ternyata uangnya masih kurang dan saat itu pula kedua orang tuanya
membantu menambahkan atau malah mungkin langsung membelikan boneka untuk
anaknya tanpa uang yang dikumpulkan si anak tadi. Begitu pula kita dalam
bermimpi atau bercita-cita, Allah akan selalu membantu usaha kita, atau malah
mungkin membuka jalan yang tak pernah kita sangka-sangka, karena apabila Allah
telah berkehendak “kunpayakun” (jadilah maka jadi), tiada yang bisa menghalangi
Nya. Maka sahabat, jangan takut untuk bermimpi, tuliskan mimpi-mimpi anda,
Allah akan merangkul mimpi mu dengan caranya yang indah, teriakan mimpi dalam
setiap hembusan napas dan yakinlah bahwa mimpi anda akan tercapai dengan
usaha-usaha anda saat ini. Jangan takut dan goyah dengan perkataan dan cemoohan
orang tentang mimpi anda, berazamlah bahwa mimpi kita akan terwujud dengan cara
yang indah melalui perantara Yang Maha Kuasa. Pertanyaan: bermimpikah anda
untuk wafat dalam khusnul khotimah? Itu adalah mimpi terbesar dan misi teragung
bukan?
Selain
harus berani bermimpi, kita juga harus berani mewujudkan mimpi (real action).
Banyak orang yang saat ini tengah bermimpi, meneriakan ledakan cita-cita yang
tak terbendung, terbuai dengan angan-angannya yang indah, dan suatu saat ia
tersadar bahwa ia sudah mulai tua dan mimpinya belum juga tergapai. Kita
mendapati diri dalam keadaan tertawan mimpi, itu karena kita hanya berani
bermimpi tanpa real action yang sungguh-sungguh. Mimpi itu seperti bunga tidur
apabila tidak diwujudkan, bangunlah dari mimpi-mimpimu, bergeraklah dan mulailah
melangkah mendekatinya, ayunan langkah kita mungkin akan terasa berat untuk
yang pertama, namun apabila kita benar-benar mau dan bersungguh-sungguh maka seiring
waktu berputar semua akan terbiasa dan langkah berikutnya akan terasa lebih
ringan. Berusahalah sekuat yang kita mampu, berperih-perihlah dengan jalan yang
akan kita temui, sesungguhnya itulah nikmat yang sebenarnya, kita tak akan
mungkin mencapai hal yang luar biasa dengan cara-cara yang biasa. Bersiaplah
untuk jadi pemenang wujudkan mimpimu, lakukanlah sekarang juga. Jika anda
bermimpi menjadi penulis, mulailah dengan serius menulis, tuangkan ide-ide anda
pada tulisan, ikuti setiap lomba, jangan takut karya anda jelek karena penulis
terbaik pun berawal dari penulis yang “ecek-ecek” (baca: biasa), tidak ada yang
namanya “ujug-ujug” (baca: tiba-tiba) semua butuh proses dan proses itu adalah
langkah-langkah kita mencapai mimpi. Apabila kita merasa amat sakit karena
mimpi itu, bersiaplah sahabat karena mimpi itu akan segera tercapai. Namun,
apabila anda merasa memiliki mimpi tapi tidak mampu membayangkan jalan menuju
mimpi itu, maka lakukanlah yang terbaik saat ini. Jika anda seorang mahasiswa
maka belajarlah dengan serius dan sungguh-sungguh, atau jika anda seorang
pekerja maka abdikan diri anda untuk bekerja sekeras dan segigih mungkin,
karena mimpi itupun seperti pesanan, apakah akan dipenuhi pesanan kita atau
tidak itu tergantung pada penerima pesanan. Namun alangkah baiknya jika pesanan
itu kita titipkan lewat doa yang khusuk, dan dijemput dengan usaha-usaha.
Sahabat
bermimpilah dan berani pula mewujudkan mimpi, agar mimpi tidak sekedar kata.
Agar mimpi tidak sekedar penghias kehidupan namun juga sebagai penopang rasa
haus dan lelah. Mimpi yang kau bangun dengan landasan yang kuat dan rancangan
bangunan yang jelas. Elang pun jika terbang ia memikirkan seberapa jauh yang
akan ia tempuh, berapa bukit yang akan dilewati, begitu pula kita dalam
membidik mimpi-mimpi kita, tak luput dari hitungan apakah mimpi itu dapat kita
gapai atau tidak? Sudah terbayang atau tidak cara-cara menggapainya? Bermimpilah
namun tetap berpijak pada bumi yang logis. Jangan hendak seperti katak yang
ingin terbang. Diceritakan ada seekor katak yang ingin bisa terbang, katak ini
sangat iri dengan kepiawaian burung mengepakan sayap dan tertarik sekali pada
cerita bahwa dunia ini sangat indah apabila dilihat dari angkasa. Suatu hari ia
menceritakan keinginannya itu pada seekor bango yang telah jadi sahabatnya, ia
menceritakan mimpinya untuk melihat belahan dunia dari angkasa. Bango itu
sangat terenyuh dan ingin sekali mewujudkan mimpi sang katak. Kemudian sang
bango menawarkan sang katak untuk ikut terbang bersamanya, dengan cara sang katak
berpegangan pada kedua kakinya. Sang katak sangat gembira ketika ia terbang di
angkasa, ia dapat melihat dunia ini dengan jelas dan memang sungguh indah,
kemudian ia minta pada sang bango untuk terbang lebih tinggi dan cepat, sang
bango menuruti permintaan sang katak. Namun sang katak terlalu gembira dengan pemandangan
dibawahnya, sehingga ia lupa menggenggam kaki sang bango dengan kuat. Tiba-tiba
ia jatuh meliuk-liuk ke tanah dan akhir kisahnya sangat tragis, sang katak mati
menggenaskan. Begitu pula sahabat, jangan sampai mimpi-mimpi membunuh karakter
dan pribadi kita, tetaplah membumi ketika mimpi kita melangit.
Ingatlah
pula bahwa mimpi untuk dunia ini hanyalah fatamorgana, fana dan terbatas. Kita
bisa menggenggam dunia dengan mimpi tapi ingatlah ada yang menggenggam nafs
atau jiwa kita, Dia bisa memisahkan jiwa kita dari raga dengan satu helaan
napas saja. Mimpi-mimpi yang telah dan akan kita capai tiada terlepas dari
kemurahan dan kasih sayang Nya yang bergulung-gulung tiada terbendung. Kemudian
Dia menambahkan kita nikmat beribu kali ketika kita bersyukur. Bersyukurlah
karena Allah telah menanamkan pada jiwa kita untuk berani bermimpi dan berani
mewujudkannya. Terus belajar dan berkarya, sesungguhnya orang yang sukses
bukanlah orang yang menggapai suatu gelar atau menduduki suatu jabatan, tetapi
adalah ia yang bermanfaat untuk sesamanya, tegar dan teguh menjalani hidup, bersyukur dengan keadaan ia
saat ini, dan tentunya orang yang selalu menyadari keberadaannya di dunia adalah
sementara.
“Nah,
sekarang bagaimana udah ikhlas kuliah disini?” Akhirnya ia tersenyum,
mengangguk dengan mata yang berbinar. Sahabat mimpi mu yang indah jangan kau
anggap musnah dengan keadaan mu sekarang, mungkin kamu bisa menggapainya suatu
saat, atau kamu bisa jadi psikolog yang memahami hati kawan-kawanmu meskipun
tanpa kuliah di psikologi. Dan hari-hari semakin indah dengan mimpi dan
teriakan “man jada wa jada”, kami para pemimpi yang telah terbangun siap
mengguncang dunia. Kami para pendekar tangguh siap menebar cinta dengan mimpi
yang indah. Sambutlah kami dengan merekahnya pagi.
Jangan
lemah sahabat, andai hari ini mimpimu tercekat dan masih jauh di depan sana.
Teruskan perjuangan, tetap semangat dan ikhlaskan semua dalam tangan-tangan Nya
yang indah nan elok. Dialah yang akan mewujudkannya untuk mu, untuk membalas
tangis mu dengan surga Nya. Ganbatte!
Az.
Ditulis saat kuliah @UPI Tasikmalaya semester 2.
0 komentar:
Posting Komentar